SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengajak masyarakat pemilih untuk cerdas dan menggunakan akal sehat dan pikiran dalam memilih calon pemimpin ke depan, pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Karena pilihan itu dasarnya haruslah pengetahuan, tidak boleh pilihan itu dasarnya nafsu.
“Itulah sebabnya kita perlu belajar penggunaan hak-hak kita supaya jangan salah. Karena itu, kita perlu ilmu, belajar tentang situasi secara objektif dan harus mau menkonfirmasi fikiran-fikiran kita,” kata Fahri dihubungi wartawan, Selasa (5/3/2019).
Bahkan, lanjut salah satu inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu, masyarakat yang mempunyai hak pilih, harus merenungkan kembali fikiran-fikiran, harus ditradisikan sebagai tradisi yang baik.
“Terkait dengan itu, maka kita belajar tentang negara. Karena negara itu adalah entitas yang paling sulit dinilai kinerjanya, mengingat dia terlalu luas,” ujarnya.
Makanya di dalam konsep orang bernegara, sering terkadang mengatur dan mencoba bagaimana agar negara itu lebih mudah dikelola, dan diserahkan kepada banyak orang yang mengelola, bukan dimonopoli oleh sekelompok orang.
“Nanti kita tahu sebenarnya, diantara orang-orang itu siapa yang sebenarnya mempunyai kapasita memimpin negara. Sebab tidak semua orang memiliki kapasistas itu,” tambah Fahri.
Lanjut Pimpinan DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu, ada orang yang nampak baik, kelihatan sopan santun dan sebagainya tetapi apakah dia punya kapasitas untuk mengelola organisasi sebesar negara? Justru itu pertanyaannya.
“Karena itu, kita tak boleh terjebak hanya karena faktor like and dislike, hanya karena suka, atau pun hanya karena emosi memakai perasaan,” imbuhnya. ***