SuaraJakarta.co, JAKARTA – Geliat film bernuansa moralis, inspiratif, ringan, dan tidak melulu dalam percintaan lawan jenis, saat ini trennya sedang menanjak.
Naiknya tren tersebut diimbangi dengan tingginya produksi film karya anak bangsa, di mana hingga akhir tahun 2017 tercatat 120 judul film diproduksi dengan genre dan cerita yang semakin menarik.
Tren ini segera ditangkap oleh para sineas muda. Setelah sukses dengan film Tausiyah Cinta, Sutradara Humar Hadi kembali merilis film layar lebar bertajuk Lima Penjuru Masjid.
Saat suarajakarta.co, bertemu dengan para pemain dan sang sutradara, terlihat wajah-wajah generasi milenial. Suarajakarta mensinyalir tidak ada di antara para pemain yang usianya lebih dari 30 tahun.
Saat ditanya kenapa lebih memilih anak-anak muda untuk terlibat dalam film berdurasi 100 menit ini, Sang Sutradara Humar Hadi menjelaskan masjid saat ini menjadi ironi karena sepi dari para generasi milenial atau anak-anak muda.
“Oleh karena itu, dalam film ini kita tawarkan bahwa masjid tidak melulu dipersepsi begitu dan kita berharap film ini bisa membangkitkan anak muda untuk kembali lagi ke masjid,” jelas Humar Hadi di sela-sela soft launching kepada media di Bilangan Jakarta Selatan, Jumat (25/11).
Jelas saja, wajah para pemain terbilang muda. Ada Aditya Surya Pratama, yang baru saja lulus da
ri Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di 2017 kemarin. Saat ini, dokter yang menggawangi acara Dr. OZ Indonesia di salah satu televisi swasta itu akan berperan sebagai Budi.
Juga ada Dzikri Daulay. Artis muda yang telah membintangi sinetron Dear Nathan Series ini di salah satu televisi swasta ini juga akan terlibat dalam film Lima Penjuru Masjid. Dia akan menjadi anak band, yang saking sibuknya selalu lalai datang ke masjid.
“Anak muda sekarang butuh konten yang tidak selalu cinta, tapi dihadapi sebuah bentuk kesadaran bahwa anak muda harus dibangun kesadarannya karena mereka adalah generasi mereka adalah generasi penerus,” jelas Humar Hadi.
Rencananya, gala premiere film ini akan mulai ditayangkan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia mulai awal Tahun 2018. Masyarakat pun, tambah Humar Hadi, dapat turut terlibat untuk mengadakan nonton bareng di tiap komunitas jika ingin menayangkan film tersebut.
“Kita ingin menciptakan hal yang positif bahwa kembali ke masjid adalah hal yang solutif untuk setiap persoalan. Dan Film Lima Penjuru Masjid ini memiliki filosofis waktu sholat karena anak-anak muda kadang lalai menjalankan waktu sholat yang digambarkan dari masing-masing tokoh,” jelas Humar Hadi.
Film ini diproduksi oleh Bedasinema Pictures dengan arahan dari Direktur Fotografi oleh Yudi Datau, peraih editor terpuji di Festival Film Bandung dan peraih Piala Citra di Festival Film Indonesia. (RDB)