SuaraJakarta.co,JAKARTA – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang bertengger menguasai trotoar sepanjang Jalan Gunung Sahari Raya, Pademangan Jakarta Utara dikeluhkan pejalan kaki.
Pasalnya, keberadaan para PKL kuliner ini menggelar lapak sejak pukul 15.30 wib hingga tengah malam.
“Aduh mau jalan di trotoar aja susah banget. karena banyak PKL di sini pada seenaknya jualan. Tanpa memikirkan kenyamanan pejalan kaki. Masa kita ngalah, jalan di bahu jalan kan sangat membahayakan,” cetus Rahmat (42) warga Pademangan, Senin (05/06/2017) sore.
Ia juga menyangkan Pemkot Jakarta Utara terkesan tutup mata dan tidak tanggap terhadap keluhaan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD), Victor Napitupulu mangaku miris lantaran pihak Pemkot Jakut tidak merespon keluhan warga.
Ia berharap, Walikota Jakarta, Wahyu Heriadi tidak diam saja. Segera memerintahkan Satpol PP agar menertibkan segera PKL tersebut.
“Kalau PKL tersebut merupakan binaan Sudin KUKMP Jakarta Utara seharusnya dapat dilakukan penataan yang baik. Sehingga tidak merampas hak pejalan kaki. Fungsi troroar itu untuk pejalan kaki bukan untuk berdagang,” tegas Victor.
Ia juga mengkritik Sudin KUKMP Jakarta Utara yang hanya memikirkan pendapatan retribusi dari PKL untuk kas daerah. Tanpa memikirkan kondisi di lapangan misalnya seperti dampak dari PKL trotoar kotor dan lingkungan kumuh dan arus lalu lintas di kawasan tersebut memicu kemacetan.
“Dinas dan Sudin terkait seharusnya mempunyai kajian. Jika loksem PKL tersebut sudah tidak layak. Apalagi banyak keluhan masyarakat seharusnya loksem pkl tersebut dihapus. Dan PKL yang sudah mapan seharusnya juga pindah ke tempat yang lebih layak,” jelas Victor. (Man/Van)