Tips Berburu Beasiswa Luar Negeri

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Investasi ilmu untuk menjadikan kualitas diri yang memadai memang butuh pengorbanan. Tak hanya di dalam negeri, sekolah di luar negeri saat ini sudah menjadi trend.

Fasilitas dan beasiswa dari pemerintah atau luar negeri telah dibuka untuk siapa saja yang berminat dan memenuhi syarat. Ada yang free ada juga yang dikasih fee.

Dari pengalaman seseorang yang berhasil menempuh pendidikan di luar negeri dengan beasiswa, artikel ini redaksi hadirkan sebagai panduan awal memburu beasiswa.

1. Bulatkan tekad dan siapkan persyaratan

Niat untuk sekolah ke luar negeri harus dipupuk sejak SMA. Mulai belajar bahasa inggris dengan serius, atau bisa juga melalui pendidikan kursus.

Secara umum persyaratan beasiswa dimana-mana tidak terlalu jauh berbeda. Persyaratan yang selalu ada biasanya kemampuan bahasa inggris (TOEFL IBT minimal 90/IELTS minimal 6,5), IPK minimal 3.0 dan transkrip nilai, 3 surat rekomendasi dari orang yang tahu sepak terjang kita baik itu di kampus atau dalam organisasi / pekerjaan, personal statement / letter of intent dan rencana study /study objective. Ada satu lagi yaitu proposal penelitian, terutama untuk calon mahasiswa S3 atau S2 yang fokus pada riset.

Persyaratan lain yang tidak kalah penting adalah portofolio di bidang kepemimpinan. Untuk menunjukkan bahwa kita bisa berkontribusi pada masyarakat yang lebih luas. Karena beasiswa biasanya ditujukan untuk membantu sektor tertentu tergantung prioritas dan kebijakan pemberi beasiswa.

Semua persyaratan harus disiapkan jauh-jauh hari, paling tidak sejak mulai masuk kuliah. Dalam proses seleksi kita akan bersaing dengan banyak orang, sementara jumlah beasiswanya terbatas. Jadi persaingan selalu ketat. Jangan sampai keinginan sudah menggebu, niat sudah bulat, usaha mau dimaksimalkan, tapi terganjal karena persyaratan yang tidak memadai.

2. Mulai sejak awal

Semakin dini kita mendaftar, semakin banyak kita mendapatkan pengalaman trik dan tips menggaet beasiswa. Sekali lagi pengalaman adalah guru terbaik, lebih jitu dan afdhol dari sekedar pemahaman.

Daftar lebih awal, juga ada kaitannya dengan syarat beasiswa. Di banyak beasiswa ada persyaratan batas umur. Misalnya untuk S2 biasanya maksimal 35 tahun, sementara S3 maksimal 40 tahun. Ini ada kaitannya juga dengan panjangnya waktu produktif setelah studi. Kalo ketuaan nanti tidak cukup waktu untuk mengamalkan ilmunya.

3. Apply sebanyak-banyaknya

Sebaiknya daftar sebanyak-banyaknya, dan manfaatkan setiap kesempatan. Jangan hanya fokus pada satu beasiswa. Lebih baik semua peluang untuk dicoba. Keberhasilan ditentukan oleh Allah, namun urusan usaha, murni urusan manusia.

Persiapannya sebetulnya bisa disamakan. Rata-rata persyaratannya sama setiap beasiswa, hanya berbeda di format dan timing saja. Daftarlah ke semua penyedia beasiswa yang persyaratannya bisa kita penuhi. Dengan seperti itu maka kemungkinan kita untuk lolos akan semakin besar.

Dalam setahun kita bisa daftar ke banyak penyedia beasiwa. Awal tahun ada beasiswa ke AS dengan Fulbright, ke Australia dengan Australia Awards Scholarship (AAS). Pertengahan tahun ada beasiswa Orang Tulip atau Stuned ke Belanda, juga ada DAAD ke Jerman. Kemudian sepanjang tahun ada beasiswa LPDP. Belum lagi ada beasiswa Erasmus, Ford Foundation, World Bank, Turki, ADB. Kita bisa daftar ke semuanya.

4. Konsultasi pada yang senior

Ini poin penting juga karena kita tidak perlu berproses dari awal. Kita bisa belajar dari postingan di blog para penerima beasiswa terdahulu. Atau bisa juga konsultasi dengan senior lain yang sudah berangkat kesana langsung, mohon masukkan essay dan tips-tips menyiapkan bahasa dan persyaratan lain.

Kita bisa belajar kepada mereka yang berhasil untuk mendapat best practice atau yang belum berhasil untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan. Maka semuanya akan berjalan dengan lebih mudah.

5. Banyak-banyak berdoa

Perjuangan tanpa doa itu sombong. Pada akhirnya memang ada hal-hal lain yang tidak bisa dicapai hanya dengan ikhtiar manusia. Perlu ada faktor x atau keajaiban. Maka dalam prosesnya kita harus banyak berdoa agar dimudahkan dan diberikan jalan untuk melewati kesulitan. Dengan berdoa hasil yang kita dapatkan adalah yang terbaik dan mental pun akan lebih kuat. Doa adalah senjata.

Tentu selain lima hal ini banyak tips dan saran lain yang bisa dikerjakan. Yang perlu juga dipahami bahwa proses memburu beasiswa ini sangat menantang, perlu waktu dan ketahanan. Prosesnya juga panjang bisa bertahun-tahun. Tapi sebagai pejuang, usaha maksimal harus dilaksanakan. Pada akhirnya setelah usaha maksimal maka hasil terbaik yang akan dicapai.

Itulah tips yang paparkan redaksi dari seorang yang bernama Denny W Kurniawan. Semoga sahabat Jakartans bisa mengambil manfaatnya. (JML)

Related Articles

Latest Articles