SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Bidang ekonomi dan Keuangan Taufik Kurniawan menilai kunjungan Raja Salman ke Indonesia adalah kunjungan bersejarah, setelah 46 tahun yang lalu kunjungan pemerintah Arab Saudi, Raja Faisal. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik dan daya pikat bagi Pemerintah Arab Saudi.
“Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia adalah negara potensial. Bukan hanya dari perspektif budaya, tapi juga sosial, politik, ekonomi serta pertahanan dan keamanan. Menurut saya, posisi itulah yang seharusnya bisa kita manfaatkan demi kepentingan Indonesia dan percaturannya di tingkat global, khususnya dengan negara-negara besar dan maju, seperti Arab Saudi,” jelas Taufik Kurniawan di Jakarta, Senin (27/2).
Menurut Politisi PAN tersebut, kunjungan Raja Salman ini memang telah dipersiapkan sebelumnya. Awal tahun ini, Presiden Jokowi serta Pimpinan DPR RI telah menerima kunjungan Ketua Majelis Syuro Arab Saudi, Ibrahim Al-Syeikh. DPR juga menerima Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Mohammed Alshuibi.
“Banyak hal yang dibicarakan dalam rangkaian tersebut, selain memang persiapan kunjungan Raja Salman. Selain itu ada beberapa hal penting yang menyangkut kepentingan kerja sama kedua belah pihak. Pertama perjanjian kerja sama investasi,” jelas Taufik.
Dalam konteks ekonomi, Taufik menilai kunjungan Raja Saudi Arabia ini dapat menjadi kesempatan investasi dengan nilai kerja sama yang hampir mencapai 300 triliun.
“Kerja sama ini tentu sangat menguntungkan, karena potensi investasi di Indonesia begitu besar. Dan pada saat yang sama Bapak Presiden Joko Widodo memang sedang menggalakkan aspek tersebut demi menumbuhkan perekonomian dalam negeri,” jelas politisi kelahiran Semarang 50 tahun silam ini.
“Kedua tentang kerja sama tenaga kerja. Kita juga tahu, jutaan Tenaga Kerja Indonesia sedang mencari nafkah di Arab Saudi. Hal ini tentu menguntungkan kedua belah pihak. Meski demikian, berbagai persoalan yang menyangkut keberadaan TKI di Arab Saudi harus memperoleh perhatian, khususnya aspek keamanan, perlindungan dan kesejahteraan. Agar hubungan simbiosis ini bisa tetap menguntungkan Arab Saudi dan Indonesia
“Ketiga sebagai negara Muslim terbesar, Indonesia juga merupakan penduduk dengan animo ibadah Haji yang cukup besar. Karena itu, kita meminta penambahan kuota yang selama ini telah ada. Apalagi setelah perluasan Masjid Haram di Makkah dan beberapa destinasi ibadah lainnya di wilayah tersebut,” jelas Taufik.
Kuota haji yang sebelumnya mencapai 211.000 mulai tahun 2017. Pemerintah Arab Saudi menjanjikan kuota tambahan 10.000 menjadi 221.000. Bahkan bisa lebih dari itu.
“keempat Selain itu, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar sekaligus menganut prinsip-prinsip demokrasi, kunjungan ini dapat dimanfaatkan untuk membicarakan peran Indonesia dan Arab Saudi dalam meredakan ketegangan konflik di negara-negata Muslim, serta memberi kontribusi bagi solusi terhadap ancaman terorisme. Khususnya dalam menekan paham-paham radikal yang berkembang di negara-negara Islam,” jelas Taufik.