SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi menilai pencopotan Bambang DH oleh DPP PDI Perjuangan dari ketua DPD PDI Perjuangan, diyakini sebagai bagian dari menjinakkan kekuatan yang resisten terhadap Ahok untuk maju kembali di Pilkada DKI 2017.
Padahal, dengan mendukung Ahok, PDI Perjuangan belum tentu mendapatkan keuntungan politik. Malah, sebaliknya, kehilangan basis politik, khususnya dari warga miskin yang selama ini menjadi konstituen akar rumput PDI Perjuangan.
“Beberapa kebijakan Ahok tidak pro terhadap kepentingan orang miskin. Bahkan warga cenderung menjadi korban kebijakan Ahok tersebut. Ini akan menjadi konsekuensi kemungkinan melemahnya dukungan kekuatan-kekuatan orang miskin yang menjadi basis utama PDI Perjuangan,” ujar Airlangga sebagaimana dikutip dari laman Tribunnews, Selasa (30/8).
Di sisi lain, jika mendukung Ahok, PDI Perjuangan bukanlah partai pengusung utama. Karena sudah lebih dahulu terdapat Golkar, Nasdem, Hanura yang telah siap mengusung Ahok.
“Karena PDIP tidak dianggap sebagai partai pengusung utama dalam kekuatan yang akan mengusung ahok,” kata Airlangga.
Diketahui, internal PDI Perjuangan, khususnya di wilayah DKI, adalah kelompok yang selama ini sangat resisten terhadap Ahok. Bambang DH menjelaskan sikap tersebut muncul sebagai bagian untuk mengartikulasikan kepentingan rakyat. Sehingga, wajar, jika PDI Perjuangan, menurutnya, tidak mendukung Ahok.
“Partai politik tugasnya kan mengartikulasikan kepentingan rakyat. Itu (penolakan terhadap Ahok) bukan suara pribadiku. Itu arus bawah. Saya hanya ingin jangan sampai partai tercerabut dari akar kerakyatannya,” kata Bambang.
PDIP menunjuk Adi Wijaya sebagai ketua definitif untuk kepengurusan tingkat DPD DKI Jakarta menggantikan Bambang.