SuaraJakarta.co – Setujukah Anda kalau wanita berada di bawah kekuasaan laki-laki. Wanita selalu dianggap lemah. Wanita lebih emosional. Wanita itu labil. Wanita tidak bisa bijak dalam menilai. Wanita hanya bertugas melayani laki-laki. Wanita tidak boleh berkarir. Wanita tidak layak memimpin?
Jika anda setuju, berarti anda keliru. Justru wanita adalah sosok yang sangat kuat, bisa menjadi penyeimbang laki-laki, bijaksana dengan hati, penentram, memberikan pelayanan terbaik, penasehat di kala suami buntu, pemimpin dan pencetak generasi.
1. Wanita itu lebih kuat dari laki-laki
Maksudnya adalah bukan dalam konteks perbandingan tenaga otot. Melainkan kekuatan wanita berada pada semua bidang.
Ketika mengandung, hampir sepuluh bulan menahan derita yang terus bertambah setiap harinya. Wanita sangat kuat. Ketika melahirkan, wanita sangat sabar dan sangat kuat menahan rasa sakit yang luar biasa.
Wanita lebih tahan lama menahan jenuh dibandingkan laki-laki. Bagi anda para istri yang memiliki anak balita, sesekali suruh suami anda mengasuh anak. Dijamin, 30 menit kemudian sudah minta gantian. Pasalnya mengasuh anak itu menjenuhkan dan melelahkan. Para wanita lebih unggul dari laki-laki di bidang itu. Untuk itu, berikanlah penghargaan pada istri-istri anda hai para suami!
2. Wanita lebih sabar dibanding laki-laki
Kesabaran wanita bisa dilihat dari perjuangan saat mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh anak, mengurus rumah, melayani suami, dan lain-lain.
Adakah suami yang tahan dengan kehamilan? Suami bisa menggantikan istri melahirkan? Suami bisa menyusui setiap jam di kala anak baru lahir? Bisakah suami menggantikan peran istri mengasuh anak?
Saat anak anda rewel ingin menyusu atau sakit di tengah malam, Istri anda yang paling sigap mengurusi anak dalam kondisi apapun. Anda sebagai suami dengan enaknya tidur nyenyak dengan alasan besok harus kerja.
3. Wanita lebih tahan dari depresi
Perahtikan para wanita yang memiliki anak. Mereka sibuk mengurusi anak, melayani suami, dan mengurus rumah. Mereka tidak sempat untuk berbincang-bincang dengan teman-temannya. Mereka menahan jenuh karena sulit untuk bepergian kala ada anak.
Anda sebagai suami bisa dengan mudah kemana saja. Berkumpul dengan teman kerja. Main apa saja.
Sejujurnya, para wanita yang memiliki anak jauh lebih depresi. Tekanan batinnya jauh lebih kuat dibanding para suami yang memiliki tekanan kerja kantor. Untuk itu, tak selayaknya suami meremehkan kinerja para istri.
4. Istri merupakan masa depan suami dan anak
Masa depan suami berada di rintihan doa-doa istrinya. Doa istri sangat mudah terkabul. Lancarnya karir dan rezeki suami tidak akan lepas dari keberadaan istri. Maka dari itu, hubungan suami istri yang harmonis akan memudahkan dalam setiap urusan suami. Sebaliknya, jika hubungan suami istri buruk, jangankan masa depan suami, manajemen emosi dan relasi saja jadi berantakan.
Masa depan anak memang lebih besar berada di tangan istri. Anak yang tidak memiliki ayah masih bisa diurusi oleh ibunya dan tercukupi. Sedangkan anak yang tidak meiliki ibu, akan sangat menderita. Kasih sayang ibu tidak akan tergantikan.
Anak memiliki kebutuhan khusus dari ibunya. Baik dari segi pendidikan maupun prikologisnya. Ibu adalah pendidik utama. Nasehat ibu lebih mudah diterima ketimbang ayah. Pasalnya ibu lebih banyak berinteraksi dengan anak. Wanita solihah akan menghasilkan generasi terbaik bagi bangsa dan agama.
Sebarkan kepada para suami agar mereka sada betapa hebat istrinya itu.