Ahok​ Diminta Jelaskan Langsung Soal Pelarangan Takbir Keliling, Bukan Lewat Buzzer

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gubernur DKI Ahok diminta untuk menjelaskan secara resmi perihal pelarangan takbir keliling menjelang Hari Raya Idul Fithri di Jakarta. Sebab, pelarangan ini dinilai meresahkan warga yang sudah rutin untuk melakukan takbir keliling menjelang hari raya Idul Fitri.

“Alasan Gubernur DKI @Basuki_btp dan kepolisian melarang umat Islam tidak melakukan Takbir Keliling, sebaiknya dijelaskan agar tak menimbulkan keresahan,” jelas aktivis sosial Ratna Sarumpaet melalui akun twitternya @RatnaSpaet, Minggu (3/7).

Sejauh ini, perihal pelarangan takbir keliling tersebut hanya diserukan lewat para pendukung Ahok di sosial media (buzzer). Akun @GunRomli, misalnya. Akun yang kerap kali cuit membela mantan Bupati Belitung Timur tersebut terlihat cukup vokal untuk menjelaskan duduk perkara soal pelarangan Takbir Keliling.

“Apa tidak ada pengecualian terhadap larangan takbir keliling di Jakarta? Ada, di beberapa kampung betawi yang takbir pakai obor boleh dengan koordinasi polisi,” jelas akun @GunRomli, Senin (4/7)

“Malam takbiran, rumah-rumah di Jakarta kosong, ditinggal mudik, aparat jaga keamanan, jangan ditambah lagi dengan takbiran keliling yang ugal-ugalan dan tawuran,”

“Larangan takbiran di beberapa tempat pastilah terkait dengan kasus-kasus tawuran, kaitan ini jangan diputus, apalagi di-spinned: melarang takbiran”

Buzzer Ahok lainnya, @SavicAli, berkata persis, “Ahok larang takbir keliling itu namanya mendukung gerakan anti bid’ah. Kok gak didukung ama yang biasa anti-bid’ah,” jelas @SavicAli, Senin (4/7)

Diketahui, pelarangan takbir keliling menjelang hari raya Idul Fitri kembali terjadi seperti tahun sebelumnya. Pun kembali terulang, Gubernur DKI Ahok tidak menjelaskan persoalan sensitif soal agama tersebut secara terbuka kepada masyarakat.

Menanggapi polemik ini, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin menyesalkan adanya pelarangan takbir keliling, kecuali jika berpotensi menimbulkan kerawanan.

“Untuk daerah tertentu apabila dianggap menimbulkan kerawanan, tentu kita harus patuh,” ujarnya di Kantor MUI Pusat, Jakarta, sebagaimana dilansir dari laman Hidayatullah, Jum’at (01/07/2016).

Sehingga, menurut Kiai Ma’ruf, masyarakat tidak harus menyambut hari lebaran dengan takbir keliling jika memang dinilai ada pertimbangan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, semisal konflik atau sebagainya.

“Kalau itu beda, artinya kita mencegah kemudharatan,” ungkap Rais Aam Nahdlatul Ulama ini.

Tapi, lanjut Kiai Ma’ruf, sepanjang tidak menimbulkan kerawanan. Pihaknya meminta pemerintah daerah tidak melarang kegiatan takbir keliling di daerahnya.

“Supaya umat Islam bisa merasakan bagaimana kegembiraan menyambut Hari Raya Idul Fitri,” tukasnya.

Sebelumnya, pemerintah provinsi DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya sudah menetapkan untuk warganya tidak dibolehkan melakukan aktivitas takbir keliling. Hal itu untuk membuat suasana aman tanpa huru-hara di malam takbiran.

“Akan ditertibkan. Kalau perlu penumpangnya (bila pakai truk) diturunkan secara baik, karena itu tidak boleh. Janganlah. Ini malam takbiran digunakan untuk takbiran keliling nanti malah celaka, malah tawuran,” kata Djarot.

Related Articles

Latest Articles