Penangkapan Becak di Johar Baru Seperti Menangkap Teroris

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah tentang pelarangan becak beroperasi di Jakarta, Pemerintahan Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat terus melakukan razia becak yang beroperasi, baik yang berada di jalan maupun di tempat penyimpanan.

Gubernur DKI Ahok beralasan perda tersebut dikeluarkan karena becak bukanlah moda publik yang ideal di Jakarta.

Sayangnya, razia becak tersebut dilakukan oleh aparat layaknya mencari teroris karena persembunyian becak selalu berpindah.

Menurut Wakil Camat Johar Baru Yassin Pasaribu, aksi penyergapan “terorisme” terhadap becak tersebut sudah sampai terjaring 42 becak, hingga ke tempat persembunyian becak

“Ya, kami ini seperti mencari teroris, dengan berbagai strategi dari mulai mengintaian hingga penyergapan di jalan, begitu pula dengan sistem menangkap di tempat tinggal becak saat pulang kandang,” kata Yassin di kantornya, Kamis (11/2).

Yassin menambahkan, ada beberapa titik becak operasi di Jalan Kawasan Tanah Tinggi dan Galur yang berpenduduk padat, sehingga menjadi tempat operasi saat menaikan penumpang

“Nah, saat menaikkan penumpang itulah kami langsung cokok (tangkap),” jelas Yassin.

“Kami seperti teroris yah pak, karena bapak petugas uber saya terus hingga di tempat sembunyi kami,” kata Rachmadi kepada aparat dengan nada kesal.

Diketahui, sebelum operasi dilakukan Yassin mengadakan apel kepada tim serbu sergap becak. Untuk lebih memudahkan, tim sergap becak ini dilengkapi denyan kendaraan bermotor.

Related Articles

Latest Articles