SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPD RI Fahira Idris menjelaskan nilai-nilai Pancasila saat ini mulai luntur di kalangan pemuda di Indonesia. Hal tersebut berbeda dengan para pemuda pada masa penjajahan yang, menurut Fahira, telah mampu memainkan perannya sebagai motor kemerdekaan, meskipun secara konseptual Pancasila baru dicetuskan pada 1 Juni 1945.
“Walau secara konseptual Pancasila baru dicetuskan pada 1 Juni 1945, tetapi nilai-nilainya telah diresapi dan diimplementasikan para pemuda Indonesia pada masa penjahajan,” tutur Fahira dalam menanggapi Hari Sumpah Pemuda yang lazim diperingati setiap 28 Oktober.
Menurut Fahira, Indonesia punya laboratorium sejarah yang begitu kaya untuk dijadikan pelajaran terutama bagi generasi muda saat ini.
“Negeri ini pernah melahirkan pemuda-pemuda yang luar biasa di zamannya. Kita semua tahu, fase dan momentum penting Indonesia mulai dari kebangkitan nasional yang ditandai berdirinya organisasi-organisasi pada awal 1900-an, Sumpah Pemuda 1928, hingga Proklamasi 1945 semuanya digerakkan pemuda,” tambah Fahira.
Fahira mencontohkan, para pemuda di zaman penjajahan tersebut mulai dari Haji Samanhudi, Tjokroaminoto, Soekarno, Muhammad Hatta,Agus Salim dan Muhammad Yamin, yang menjadi pemimpin pergerakan kemerdekaan saat usia masih 20-an tahun. “Nilai-nilai pancasila mereka gunakan untuk melawan penjajah,” tambah alumnus Hukum Bisnis dari Universitas Indonesia ini.
Fahira berharap perilaku anak muda Indonesia yang mengedepankan kekerasan, tawuran, bahkan seks bebas harus dilawan dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, “Seperti, nilai-nilai ketuhanan, keadilan, persatuan Indonesia atau nasionalisme, kerakyatan, dan pemuda menjadi motor keadilan sosial,” jelas Fahira.