Hari Santri Nasional, Modal Awal Miliki Jiwa Nasionalis

SuaraJakarta.co – Pada tanggal 22 Oktober di peringati sebagai Hari Santri Nasional. Seluruh santri bergembira menyambut hari jadinya tersebut. Pada tanggal tersebut di adakan tabligh akbar yang di laksanakan di Masjid Istiqlal yang di hadiri oleh Bapak Presiden kita, Bapak Ir.Joko Widodo. Hari Santri Nasional menjadi momentum bagi para santri di seluruh Indonesia agar dapat memberikan kontribusi nyata untuk perubahan Indonesia kearah yang lebih baik.

Dikutip dalam www.HarianJojga.com pada tanggal 18 Oktober 2015 bahwa Hari santri Nasional merupakan sebuah gagasan dari Bapak Joko Widodo dalam kampanye pilpresnya pada tahun 2014 yang apabila terpilih akan ditetapkan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri. Namun ketika Beliau sudah terpilih menjadi presiden dan mengulangi gagasannya pada munas NU dikatakan bahwa sebaiknya 1 Muharram bukan hari santri sebab 1 Muharram merupakan Tahun Baru Islam milik Muslim se-Dunia. Akhirnya, PBNU mengusulkan Hari Santri ditetapkan pada tanggal 22 Oktober terkait dengan fatwa bela negara dalam Resolusi Jihad, kemudian Presiden meminta Menteri Agama untuk membahas bersama PBNU.

Dalam sejarahnya memang santri memang bukan hanya sekedar menuntun ilmu agama saja, bahkan para pejuang Indonesia ada beberapa berasal dari santri sebut saja seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH.Wahid Hasyim. Beliau berperan penting dalam proses kemerdekaan Indonesia.Ini membuktikan bahwa jiwa dalam santri tetap tumbuh rasa cinta atas negaranya. Dan ketika berkaca dari sejarah maka kita dapat melihat bahwa santri pada hari ini menjadi tumpuan dan harapan bangsa Indonesia untuk memperbaiki Negara ini. Bukan sekedar fokus mengenai masalah agama saja, melaikan perlu pengembangan pengetahuannya untuk bidang bidang lain.

Santri merupakan cerminan sekaligus role model untuk memperbaiki akhlak dan tingkah laku terutama remaja. Santri yang dapat menerapkan akhlak serta kepribadian yang baik, akan berpengaruh juga pada akhlak akhlak remaja di Indonesia. Kedepannya mampu menciptakan pemuda-pemudi yang beradab serta memilki jiwa Nasionalis yang tinggi.

Selain akhlak, para Santri turut andil dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selama mereka masih dikatakan warga Indonesia maka sampai saat itu juga berkewajiban menjaga keutuhan NKRI. Salah satu bentuk konkret yakni mengembangkan ilmunya untuk masyarakat baik ilmu agama maupun ilmu yang bersifat duniawi . Dengan mengembangkan ilmunya ke masyarakat sangat berperan besar untuk menjaga nilai nilai ke Indonesian. Mengajarkan sekaligus menerapkan nilai nilai islam. Kebermanfaatan ilmu ilmunya dapat menjadikan sebagai ladang amal jariyah yang pahalanya tak terputus walau sudah tiada.

Dengan terus memperbaiki akhlak dan mengembangkan ilmu , santri diharapkan dapat berkontribusi nyata untuk kedepannya baik dalam masalah agama maupun masalah Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan, Politik, Sosial, Budaya. Masalah tersebut memang menjadi titik fokus agar dapat mengembangkan Indonesia yang lebih maju dan bermatabat. Sehingga peringatan sebagai hari Santri Nasional ini menjadi modal untuk terus menumbuhkan jiwa Nasionalis yang berpegang teguh pada prinsip agama.

Penulis: Devi Adia, Mahasiswa Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Related Articles

Latest Articles