Tombol Dislike Facebook Batal, Mark Zuckerberg Mengikuti Saran Pakar Indonesia?

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Facebook batal merilis tombol “dislike” untuk menunjukkan ketidaksukaan pada sebuah postingan. Sebagai penggantinya, Facebook merilis emotion. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pada Jumat (9/10/2015) memperkenalkan tombol empati tersebut, yang diberi nama “Reactions”.

“Hari ini, kami memperkenalkan Reactions, tombol yang lebih ekspresif dari tombol Like,” tulis Zuckerberg di halaman Facebook resminya, Kamis (8/10/2015) pagi waktu Palo Alto, California, AS.

Padahal sebelumnya, Facebook menyatakan akan mengeluarkan tombol dislike yang memicu kontroversi ini. Salah satu kontroversi itu datang dari Pakar Digital Marketing Indonesia.
“Lihat dari sisi sosialnya saja. Di media sosial bisa mengutarakan apa saja, tidak ada batasan. Bagaimana jika tombol dislike digunakan untuk memberikan feedback dari postingan status yang baik. Status pengguna baik tapi malah direspons dengan ‘dislike’,” ujar pakar Digital Marketing, Anthony Leong, Jumat, 18 September 2015.

Pengusaha muda itu tidak setuju dengan adanya penambahan tombol Dislike karena dikhawatirkan itu akan menimbulkan kericuhan di dunia maya. Menurutnya, secara tidak langsung Facebook akan menjadi antisosial karena semakin memisahkan sesama pengguna dengan adanya tombol Dislike.

“Suka atau tidak suka, kedatangan Facebook sudah menjadi platform antisosial karena terlalu banyak interaksi di dunia maya. Dengan adanya fitur ‘dislike’ ini bisa membuat kondisi sosial semakin tidak baik,” ujar Komisaris PT Indo Menara Digital.

Secara terpisah, Pakar media sosial, William Liu juga sependapat. Malah dia menyarankan agar Facebook memunculkan fitur ekspresi (emotikon). Ini dianggap tak akan berdampak buruk secara langsung ke dunia nyata.

“Lebih baik meluncurkan fitur seperti senyum standard, senyum cemberut, senyum heboh, sedih atau senyum ekspresi lainnya yang secara langsung juga tidak berdampak buruk di dunia nyata,” kata William beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi, Anthony Leong mengatakan tidak tahu apakah saran yang dikeluarkannya itu didengar oleh Facebook atau tidak.
“Ini menjadi rahasia umum jika sisi aspek sosialnya , jika memang muncul dislike kontroversi di facebook tidak pernah henti, dengan adanya fitur reaction akan lebih baik dari sisi sosial, dan dari segi engagement juga lebih interaktif ke depannya,” tutup Anthony yang juga Alumni Universitas Indonesia.

Related Articles

Latest Articles