Warung Nasi Pencari Berkah

SuaraJakarta.co – Hari ini sembari menunggu rendering video visualisasi mimpi inspiranessia detected circle yang saya buat semenjak paska nonton film the aveneger 2: age of ultron setengah sembilan tadi, saya terpikir membuat sebuah tulisan berdasarkan pengalaman saat saya pulang dari acara Kemah Kita di Jogjakarta. inspirasi pada leadership tour kali ini sangatlah berbeda dari inspirasi yang biasanya saya dapat. Inspirasi dari seorang nenek pedagang nasi yang sangat mulia

semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita semua. selamat membaca

ceritanya saat saya pulang dari jogjakarta. Saya tidak langsung pulang ke rumah kepemimpinan bogor. Melainkan saya berbelok ke rumah kepemimpinan Jakarta. Seperti biasa, orang pertama yang langsung menerima dan welcome kepada saya adalah rayhan (UI 2012) sang presiden rumah kepemimpinan jakarta. Karena merasa terlalu capek, saya akhirnya memilih istirahat lebih lama di rumah kepemimpinan yang isinya anak UI itu. jam sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Rayhan mengajak saya ke sebuah warung yang katanya warung favorit anak ppsdms. karena saya tidak berdomisili disana, akhirnya saya mengikuti saja perkataan sahabat terbaik UI saya ini. Katanya warung ini murah banget kalau untuk tataran anak depok.
Saat dan sahabat saya berjalan ke depan asrama. jarak asrama ke warung tersebut tidak terlalu jauh. Di saat saya sampai, saya melihat suatu warung sederhana dengan satu meja bundar, dua meja persegi, satu tv, dan satu kulkas.

Saya mengambil lauk yang banyak termasuk tongkol yang merupakan makanan favorit saya. tempatnya nyaman sekali, bersih dan disetting sedemikian rupa di depan televisi 14 inchi berwarna silver dan hitam. Di meja bundar itu ada satu toples kue enak.
” Yan, nih kalau mau makan aja. ini gratis ”

sontak saya kaget, ko saya makan di rumah makan serasa makan di rumah sendiri. Tak lama kemudian, datanglah 4 anak ppsdms UI dan 1 anak ppsdms UNAIR. Saya dan mereka saling sapa. Sambil lanjut lagi makan, tiba-tiba ada seorang anak ppsdms UI yang berteriak ” nek, minta air dinginnya ya”. Ia langsung mengambil air minum dingin itu dari kulkas.
“Han, itu juga buat yang beli makan disini?”, tanya saya sambil heran
“Iya yan itu emang buat kita. baik banget kan ibunya ”

Akhirnya Rayhan menceritakan bahwa nenek penjaga nasi ini berusaha rumah makan bukan karena ingin uang dan keuntungan, tapi karena ingin mengisi kekosongan. Nenek ini akan berdagang ketika beliau mood berdagang, dan tidak akan berdagang, ketika tidak mood.

Ya Allah, di tengah tantangan zaman ini. Masih saja ada orang-orang baik. Akhirnya saya menyadari bahwa ternyata di tengah tengah kekacauan ekonomi ini, masih ada orang-orang yang ikhlas dalam berdagang. Semoga Allah SWT memberikan beliau rezeki yang banyak dan beliau bisa disehatkan selalu. Amiiin . .
Rumah Kepemimpinan Bogor, 24 Agustus 2015

Penulis: Ryan Frizky, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dan Founder Inspiranessia Detected Circle

Related Articles

Latest Articles