SuaraJakarta.co, DEPOK – Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Moeloek, menilai bahwa rekam jejak calon walikota Depok yang diusung oleh PDI Perjuangan, Dimas Oky Nugraha, tidak cukup meyakinkan di mata masyarakat. Hal itu dikarenakan belum ada pengalaman dan prestasi, baik sebagai kepala daerah atau pengamat politik. Masyarakat selama ini belum pernah mendengar Dimas mengeluarkan gagasan-gagasan tentang pengelolaan kota.
Hamdi Moeloek menyampaikan hal tersebut sebagaimana dikutip dari laman Kompas, Jumat (31/7).
“Dia cuma pengamat. Tetapi kalau dilihat, kapasitasnya sebagai pengamat juga belum sekaliber Burhanuddin Muhtadi, Hanta Yudha, atau misalnya Yunanto Wijaya,” ujar Hamdi.
Ia pun mengaku heran dengan keputusan PDI Perjuangan yang mengusung Dimas. Hamdi melihat pengusungan Dimas sebagai sesuatu yang dinilainya “nanggung”. Hamdi menilai PDI Perjuangan tidak memiliki basis massa yang kuat di Depok.
Selain belum mumpuni di antara kalangan pengamat politik lainnya, dari sisi pemerintahan pun, sosok Dimas, meskipun masih muda, belum bisa disamakan dengan citra para kepala daerah dari kalangan muda, seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, ataupun Presiden Joko Widodo saat dulu masih menjadi Wali Kota Solo.
Oleh karena itu ia berpendapat, bila ingin sukses di Pilkada Depok 2015, partai berlambang banteng moncong putih itu seharusnya mengusung calon yang memiliki ketokohan yang kuat.
“Basis PKS kuat. Ditambah dukungan dari Gerindra. Sedangkan basis massa PDI-P kurang. Tapi calon yang mereka usung tidak istimewa,” ucap Hamdi.
Atas dasar itu, Hamdi menilai dua pasang calon yang maju di Pilkada Depok 2015 sebenarnya bukanlah pasangan ideal yang sesuai dengan ekspektasi publik. “Saya kira orang Depok yang lain kalau ditanya juga jawabannya sama,” ujar dia.
Ia pun memprediksi Idris-Pradi akan melenggang dengan mudah untuk memenangkan Pilkada Depok 2015.
Hal itu disebabkan basis massa pendukung Idris (PKS) kuat, sementara di sisi lain, warga Depok yang menginginkan perubahan tidak melihat Dimas sebagai figur yang mampu merealisasikan harapan tersebut.