SuaraJakarta.co, JAKARTA – Warga DKI tampaknya perlahan mulai meninggalkan Transjakarta sebagai moda utama untuk aktivitas sehari-hari. Halim itu ditengarai terjadi karena BUMD tersebut tidak kunjung mengalami pembenahan perbaikan, sehingga mengalami penurunan penumpang sebanyak 8,5 persen.
Kian buruknya pengelolaan bus Transjakarta tersebut diungkapkan oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang merekomendasikan untuk melakukan beberapa perbaikan pelayanan TransJakarta.
Ketua DTKJ, Ellen Tangkudung, mengatakan, bahwa pertumbuhan penumpang dari tahun 2004 sampai 2010 cukup meningkat. Yaitu berkisar 7 persen hingga 141 persen.
“Tapi setelah tahun 2011 hingga saat ini, jumlah penumpang menurun, bahkan cenderung menurun,” kata Ellen saat konferensi pers di Kantor DTKJ, sebagaimana dikutip dari laman warta kota, Senin (8/6/2015).
Seperti yang tercatat pada tahun 2011, menurut Ellen, jumlah penumpangnya mencapai 114.769.431 penumpang. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 32 persen dari tahun 2010 yaitu hanya 86.937.487 penumpang.
Sementara perbandingan pada tahun 2014 dan 2015 pada periode Januari hingga April (4 bulan), mengalami penurunan sebanyak 8,5 persen.
“Pada tahun 2014, penumpang sebanyak 37.311.160, sedangkan tahun 2015 sebesar 34.154.686 penumpang,” katanya.
Sementara dari segi pendapatan, pada 2014 mencapai Rp 123.005.247.500 dan tahun 2015 hanya sebesar Rp 111.942.243.020, atau berkurang 9 persen.
Sementara itu, Dirut PT TransJakarta, Antonius Kosasih, mengatakan, bahwa pelayanan Transjakarta menurun sejak tahun 2011 hingga saat ini, pihaknya tidak bisa berkomentar.
“Karena kami baru saja mengambil alih operasional pelayanan Transjakarta per 1 Januari 2015 dan penumpang yang kami angkut per hari 325.000-350.000 orang. Hampir tidak berbeda dengan status per 31 Desember 2014 saat kami menerima operasional dari UP Transjakarta Busway,” tutupnya.