SuaraJakarta.co, JAKARTA – Tanpa banyak publikasi ke publik, diam-diam Walikota Bandung, Ridwan Kamil, akan membangun kereta cepat “shinkansen” seperti yang ada di Jepang, untuk menghubungkan antara Jakarta dan Bandung. Menurut founder dari Indonesia Berkebun tersebut, dengan adanya kereta super cepat ini, akan membantu para pasangan LDR (long distance relationship) yang dipisah oleh jarak 141 kilometer
“Jadi, kalau ada pasangan LDR, bisa terbantu dengan adanya ini”, katanya sambil bercanda saat ditemui di Restoran D’Palm, sebagaimana dikutip dari Tempo.co (25/3)
Ridwan menjelaskan bahwa dirinya, pekan lalu, sudah diundang oleh Menteri BUMN Rini Soemarmo untuk membicarakan hal ini. Disinergikan dengan PT KAI dan rencana dari Bank Indonesia, Ridwan mengakui bahwa proses pendanaan akan melibatkan seluruh BUMN.
Diakuinya, untuk jalur pertama, stasiun kereta pertama akan dipasang di daerah Cawang dan di Bandung yaitu berada di kawasan Gede Bage, dengan jangka waktu hanya 30 menit dan melewati 40 terowongan
“Jakarta-Bandung nanti hanya 30 menit,” ujarnya di Jalan Sukajadi, Bandung, Jumat, 20 Maret 2015, sebagaimana dikutip dari laman Tempo.co (24/3)
Bersifat B to B
Sebelumnya, Kepala Bappeda Jawa Barat, Deny Juanda Puradimaja, menjelaskan bahwa proyek ini akan bersifat komersial. Sehingga, orientasinya tidak sama sekali menggunakan anggaran negara melainkan swasta ke swasta
“Pemerintah ingin, bila proyek itu bersifat komersial, orientasinya B to B (business to business),” kata Deny di Bandung, Selasa, 24 Maret 2015.
Menurut Deny, pemerintah memproyeksikan proyek infrastruktur komersial di Jawa dan Bali bakal digarap swasta. Pemerintah akan membantunya dengan menerbitkan aturan baru untuk mempermudah kerja sama swasta guna menggarap proyek infrastruktur komersial tersebut. “Bagaimana mempermudah kerja sama swasta di bawah naungan pemda,” katanya.
Ridwan mengakui bahwa alasan dibangunnya kereta api ini adalah untuk mempermudah mobilitas Jakarta-Bandung. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi di dua kota besar ini sudah mentok. Sehingga, untuk menjaga tetap bergeraknya roda ekonomi, dibutuhkan mobilitas horizontal yang sangat cepat.
Jika mobilitas masih seperti sekarang, waktu tempuh Jakarta-Bandung paling cepat dua jam melalui jalan tol sepanjang 150 kilometer.