SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pusat perbelanjaan Pasar Tasik, Tanah Abang, Jakarta Pusat menjadi tempat bagi pengunjung yang hendak berbelanja barang murah.
Di sana, terdapat aneka busana muslim yang dijual oleh pedagang home industri dengan kualitas setingkat internasional. Karena itu, pengunjung berdatangan silih berganti mulai dari daerah hingga mancanegara.
Keunikan para pedagang Pasar Tasik memiliki ciri khas tersendiri. Seperti menggunakan mobil pribadi yang dijadikan ruang untuk memasarkan produk-produknya.
“Pasar Tasik berdiri sejak tahun 2015 lalu. Kapasitas daya tampung sekitar 300 pedagang. Hampir seluruh pedagang merupakan pedagang home industri”, kata Koordinator Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Tasik, Heru Nuryaman, Kamis (23/02/2017).
Heru menjelaskan, lahan seluas 1, 2 hektar milik PT. KAI yang terbengkalai tersebut dimanfaatkan bersama-sama untuk kepentingan orang banyak.
“Selain menjaga asset milik PT KAI. Pengelolaan Pasar Tasik, Sumber Daya Manusia nya (SDM) juga melibatkan masyarakat setempat,” jelas Heru yang juga pengurus Koperasi Surya Alga Amanah (SAA) Pasar Tasik.
Pengelolaan Pasar Tasik, sambung Heru, dilakukan oleh pedagang home industri dengan kearifan lokal melalui pemberdayaan masyarakat.
“Yang kita bina selain, pedagang home indutri juga pemberdayaan masyarakat setempat. Sedangkan untuk kultur sosial nya kita membantu anak yatim, juga warga yang sakit hingga warga yang meninggal dunia kita bantu memfasilitasi seluruhnya,” katanya.
Pasar Tasik juga membantu dan meringankan Pemkot Jakpus dalam mengatasi kemacetan dan kesemrawutan di Tanah Abang.
“Hadirnya Pasar Tasik merupakan solusi untuk penataan PKL yang terintegrasi dan mandiri,” ucap Heru. (Van)
