Site icon SuaraJakarta.co

Menyingkap Fenomena “Teror” Begal Motor di Jakarta (Bag. 4/Habis)

Selain itu kita tidak bisa menutup mata, bahwa dimasa Pemerintahan Jokowi-JK yang baru berlangsung beberapa bulan ini, program ekonomi-politik Liberalisasi terus dijalankan, mengundang investor besar untuk dijajakan dan memberi jalur bagi makin merangsek operasi modal-modal raksasa ke segala penjuru basis-basis ekonomi Negara dan rakyat kecil, kapling-kapling “jarahan” sumberdaya alam strategis dan Infrastuktur telah digelar dan dipetakan dari Sabang sampai Merauke.

Selain itu, rencana pembebasan lahan secara besar-besaran untuk kebutuhan rencana lanjutan berbagai pembangunan Infrastruktur di Indonesia (sistim investasi kapital yang haus lahan), ini akan mendatangkan konsolidasi modal nasional dan Internasional. Jokowi-JK tetap akan berkomitmen melanjutkan program ala MP3I di masa kekuasaan SBY. Ternyata berbagai isyu begal motor, konflik KPK VS Polri, DPRD VS Ahok, juga dibarengi dengan berita dibawah permukaan, banyaknya konsesi-konsesi kontrak tambang baru seperti Freeport, Newmont, Blok Migas Perusahaan China, Jepang, Korea di Indonesia dan lain-lain. Sekian.

*) Dwi Hartanto Lukas, Pemerhati Sosial Dan Kriminologi.

[1] James T.Siegel, Penjahat Gaya (Orde) Baru: Eksplorasi Poitik dan Kriminalitas, Yogyakarta, LkiS,Tahun 2000.
[2] Hermawan Sulistyo, Palu Arit di Ladang Tebu: Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan (1965-1966), Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, Tahun 2000.
[3] Bangsa Yang Belum Selesai : Indonesia Sebelum dan Sesudah Soeharto, Max Lane, Reform Institute, Jakarta, 2007.
[4] G. Ritzer – Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Moderen, edisi enam. Prenada Media, 2008. (Hal. 178).
[5] G. Ritzer – Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Moderen, edisi enam. Prenada Media, 2008. (Hal. 180).
[6] http://igj.or.id/media-release-forum-masyarakat-sipil-indonesia-untuk-kebijakan-global-icfp-merespond-pertemuan-g20

Exit mobile version