Jakarta – Hidayat Nurwahid menerima kunjungan dari tokoh pendidikan Bali di Media Center Hidayat-Didik jalan Buncit Raya No. 30 Jaksel semalam (10/5/2012). Para tokoh Bali yang hadir adalah dari Yayasan Pendidikan Dwijendra. Rombongan ini dipimpin oleh Ketua Yayasan Dwijendra, Drs. Ida Bagus Gede Wiyana.
Ida Bagus Gede Wiyana memaparkan kebanggannya bisa bertemu dengan Hidayat, “saya bangga bisa bertemu kembali dengan Pak Hidayat. Saya punya harapan besar kepada Jakarta. Jakarta ini adalah ibukota yang selamanya akan menjadi model bagi daerah lain,” ungkapnya.
“Oleh karena itu, kebanggan saya bisa bertemu itu artinya bisa menyampaikan harapan-harapan saya soal Jakarta. Di berbagai negara kami telah belajar banyak bahwa ibukota negara memang harus menjadi daerah yang luar biasa. Maka saya sangat ingin Jakarta ini dipimpin oleh tokoh yang punya visi dan misi membangun menjadi kota besar,” imbuhnya.
“Saya sudah tanya beberapa supir angkutan umum. Kebanyakan mereka menjawab para calon yang mengumbar janji itu bikin muak. Ini bukan kata saya loh, Pak Hidayat ini adalah orang yang tidak sesumbar janji tapi saya sudah kenal kerja-kerja Bapak (Hidayat -red) sejak jadi Ketua MPR,” tegas Ida Bagus Gede Wiyana.
Beliau juga menambahkan tentang sosok Hidayat yang beliau kenal, “saya kenal Pak Hidayat adalah tokoh yang sangat toleran. Saya yakin Pak Hidayat akan sangat mudah menumbuhkan kerukunan umat beragama. Jakarta ini kan penduduknya sangat beragam, maka memang butuh tokoh seperti Bapak,” jelasnya.
Menjawab segala harapan itu, Hidayat menyampaikan rasa terima kasih, “sebelumnya saya menyampaikan terima kasih atas kedatangan saudara-saudara saya. Saya juga berterima kasih atas harapan kepada saya. Namun saya tidak akan bisa berjalan sendirian. Kami memang berkomitmen untuk menghadirkan Jakarta yang indah dan menjadi kebanggaan negara,” ungkap Hidayat.
“Saya dan teman-teman di PKS juga bersama Pak Didik dengan teman-teman PAN berdialog panjang untuk bagaimana cara menghadirkan Jakarta yang menjadi kebanggan negara. Kalau Jakarta kebajiran, tentu yang malu semua warga negara bukan hanya warga Jakarta. Untuk itu, kami butuh dukungan semua warga untuk bersama-sama menjadi bagian dari solusi,” tutup Hidayat. [SJ]