SuaraJakarta.co, JAKARTA – Direktur Centre for Budget Analysis Ucok Sky Khadafi meminta kejaksaan untuk memeriksa Gubernur DKI Ahok atas kepergiannya ke Belanda jika dibiayai oleh pengusaha. Hal itu disampaikan Ucok sebagaimana dikutip dari Harian Lampu Hijau, Rabu (23/9).
“Kalau keberangkatan Ahok ke Belanda itu didanai pengusaha, itu namanya ada dugaan gratifikasi. Dan ini harus segera diperiksa oleh kejaksaan, “jelas Ucok.
Namun, jika ternyata, keberangkatan Ahok bersama Kepala SKPD, Dirut Jakarta Propertindo (Jakpro) tersebut menggunakan anggaran APBD DKI, “Ini namanya pemborosan anggaran yang tidak bisa dimaafkan,” tegas Uchok.
Sebagaimana diketahui, kepergian Ahok beserta tim menghabiskan anggaran operasional per hari Rp 100 juta, berarti selama 6 hari selama di Belanda, menghabiskan Rp 600 juta.
Menurut informasi yang disampaikan Staf Gubernur Maruhal, selama di Belanda Ahok mengunjungi beberapa lokasi yang berkaitan dengan penataan banjir di kawasan padat (high density area), misalnya mengunjungi project climate change adaptation, yang terdapat water plasa, museum park, dan integrated urban area development di kawasan pasar Markthal.
“Project yang dikunjungi bertujuan untuk mempelajari implementasi pencegahan banjir di kawasan padat (high density area) dengan pendekatan membangun penampungan air hujan sehingga tidak terjadi banjir saat terjadi hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat,”jelas Maruhal.