SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno didaulat sebagai salah satu pembicara dalam diskusi panel bertajuk “Menjawab Tantangan: Teluk Jakarta Bersih, Siapa Berani?”, diprakarsai oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), di Main Hall JCC Senayan, Jakarta Pusat (8/3).
Dalam pengamatan suarajakarta.co, telah cukup lama masalah pencemaran sampah di perairan Teluk Jakarta menjadi polemik, namun tidak kunjung mendapatkan solusi. Menanggapi hal itu, Wagub Sandiaga menyampaikan bahwa jika tidak ada solusi dan tidak diurus dengan baik maka akan jadi bencana ekologi di kemudian hari. Dibutuhkan langkah padu ke depan, yaitu kolaborasi, edukasi dan aksi guna mewujudkan Teluk Jakarta yang bersih.
“Kita tertantang, Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta harus bersih dari sampah. Ini potensi dan berkah yang kalau tidak diurus akan menjadi bencana dan musibah. Kita ingin ekosistem dari kelautan dan perikanan khususnya di DKI ini memiliki tiga aspek, yaitu kolaborasi, edukasi dan aksi,” jelasnya.
Problem sampah merupakan tugas bersama baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. “Kolaborasinya kita terus (jalankan), Pemprov DKI harus bekerja sama dengan provinsi lainnya, kementerian dan pemerintah pusat. Kita ingin merangkul (agar) semuanya ikut membantu Pemprov DKI untuk mengatasi problematika sampah di Teluk Jakarta, ingin semua terlibat bukan hanya Jakarta,” tambah Wagub Sandiaga.
Selain itu, harus ada edukasinya, untuk itu Pemprov DKI Jakarta terus mengedukasi masyarakat dan dunia usaha agar bisa tertanam kesadaran untuk pola hidup bersih dan mampu mengelola sampah dengan baik.
“Pengelolaan sampah Teluk Jakarta ini akan jadi sebuah konsep 4P (Public Private People Partnership). Bagaimana caranya kita (tumbuhkan) pola hidup bersih, dan bisa mengelola sampah sendiri. Kita baru tiga tahun terakhir remunisipalisasi pengelolaan sampah, sekarang semua dipegang oleh Pemprov DKI dari tempat pembuangan sementara,” terang Wagub Sandiaga.
Ini ikhtiar menangani sampah di Teluk jakarta . Jadi pendekatannya selama ini sudah baik, tapi masih didominasi oleh birokrasi (pemerintah). Wagub Sandiaga berharap ke depan lebih banyak lagi aksi atau gerakan-gerakan yang dipicu oleh masyarakat, seperti pelaksanaan Grebek Sampah dan program pelibatan seluruh elemen masyarakat dalam melakukan pembersihan sampah.
“Ini harus didorong ke depan peran serta masyarakat yang lebih banyak. Sampahnya luar biasa, kita produksi 7000 ton sampah per hari di DKI Jakarta termasuk di Kepulauan Seribu itu 4 % dari produksi sampah nasional . Saat ini kita mula menata pelan-pelan. Aksi sudah kemarin di Festival Danau Sunter dan akan dilanjutkan ke Festival Pulau Tidung,” ungkapnya.
Dengan demikian, melalui diskusi tersebut diharapkan tercapainya solusi yang komprehensif dan konkrit sebagai masukan bagi pengambil kebijakan untuk menyelesaikan masalah sampah di Teluk Jakarta, sekaligus melibatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha selain pemerintah, untuk mengelola sampah menuju Indonesia Bersih Sampah 2020, termasuk juga di wilayah DKI Jakarta.