Site icon SuaraJakarta.co

Sosok Hamdani Lurah Kwitang Diinginkan Ibunya Menjadi PNS Teladan

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Lurah Kwitang, Hamdani putra betawi yang dibesarkan di wilayah Jakarta Barat. Kedua orang tua, Hamdani merupakan pekerja swasta. Ia dididik dari keluarga sederhana. Dani begitu panggilan akrabnya alumni SMA Kosgoro Jakarta Pusat tahun 1988.

“Saya anak tunggal, setelah lulus SMA. alhamdulillah langsung melamar dan diterima bekerja di perusahaan Swasta bidang ekspedisi kontener, hanya 2 tahun bekerja”, ungkap Dani.

Cita-cita Dani dimasa kecil ingin menjadi orang yang bermanfaat dan berguna untuk orang banyak. “Saya tidak terpikir menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi semuanya itu sudah garis tangan. Memang, waktu itu ibu saya menginginkan, agar saya menjadi PNS yang teladan”, ujar Dani.

Pada tahun 1990, Dani mengikuti tes Mawil hansip. Lolos seleksi tes kemudian Dani ditugaskan di Mawil Provinsi DKI Jakarta.

“Saya ditempatkan di Mawil Provinsi DKI Jakarta sampai tahun 1993. Disana saya sempat mengajar para Menwa”, ujar Dani.

Di tahun 1994 sampai tahun 1998, Dani menjadi ajudan Ka Mawil Hansip Provinsi DKI Jakarta. Tahun 1999 Dani dipindah tugas ke BP perparkiran Provinsi DKI Jakarta sebagai Sekpri sampai tahun 2000.

“Tahun 2000 sampai tahun 2013, saya dipindah tugas sebagai staf operasional Trantib dan Linmas di Pemkot Jakarta Pusat”, ucapnya.

Kemudian, Dani dimutasi ke wilayah menempati posisi jabatan Kepala Seksi Prasum kelurahan Sumur Batu hanya 8 bulan, Dani bertugas. Selanjutnya Dani dipercaya pimpinan menjabat Sekel Kebon Kosong, 11 bulan. Dan dipindah tugas dengan jabatan yang sama sebagai Sekel Cikini hanya 7 bulan.

”Alhamdulillah saya dipercaya oleh pimpinan menempati posisi Lurah di Kwitang hingga sampai sekarang”, ungkap pria kelahiran Jakarta, 8 Februari 1969.

Kini Dani dikarunia 3 orang anak dari buah hati istri tercinta, Mia Yuniarni.“Jabatan merupakan tugas amanah yang harus dijalani dengan tulus dan ikhlas. Tidak bedanya dalam menjalankan ibadah. Jika kita sudah dekat dengan masyarakat tentunya harus bijaksana dalam menyikapi permasalahan”, kata alumni Universitas Krisna Dwipayana, S2 tahun 2014. (Van)

Exit mobile version