BST Bisa Jadi Solusi Pengendalian Sampah Di Jakarta

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Produksi sampah di Jakarta setiap tahun selalu bertambah. Belum terlihat solusi konkrit yang ditawarkan oleh pemerintah. Dengan demikian, Bank Sampah Ta’awun (BST) bisa jadi salah satu solusi kretaif untuk mengendalikan sampah.

BST digagas oleh Reza Miladi Fauzan sebagai tawaran konkrit untuk menangani sampah di Jakarta. Menurut Reza, BST bertujuan untuk menjadikan sampah bernilai ekonomi.

Selain itu, kata Reza, lahirnya BST merupakan ide kreatif yang tidak dilirik banyak orang. Menurut kebanyakan warga Jakarta, sampah dipandang masalah. Namun, beda dengan Reza, mantan aktivis mahasiswa muslim ini melihat sisi lain bahwa sampah bisa diolah dan dipilah kemudian menjadi nilai berkah.

“Sampah rumah tangga bisa dipilah dan diolah, kemudia bisa menambah penghasilan, karena sampah juga ternyata mempunyai banyak manfaat,” ujar Reza saat sosialisasi Gerakan Pilah Sampah BST di Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 23/8/2014.

Penuturan Reza, produksi sampah di jakarta setiap hari mencapai 7.700 ton. Dengan ongkos pembuangannya saja sekitar Rp 2 M setiap hari. “Jadi, sekitar Rp 60 M ongkos buang sampahnya saja per bulan. Ongkos buangnya saja,” papar Reza.

Melihat peluang produksi sampah yang berlimpah, Reza ditemani istri dan rekannya, mendirikan BST untuk dijadikan solusi kreatif penanganan dan pengendalian sampah di Jakarta.

Dalam prosesnya, BST mengelola unit pemilahan sampah (UPS) di setiap daerah. Jadi, UPS menampung hasil pilahan sampah dari rumah tangga. Sampah pilahan akan dijual oleh UPS kepada pengelola sampah dan uangnya akan dikembalikan kepada masyarakat itu sendiri melalui BST.

Selain itu, tambah Reza, BST juga bergerak di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat Jakarta dalam pengelolaan sampah. Tambahan lainnya, BST yang dinaungi oleh Era Agro Mandiri juga memiliki produk makanan dan minuman hasil kreativitas yang bisa dijual dan menambah penghasilan warga.

Sebagai Informasi tambahan, pemerintah DKI Jakarta juga menghimbau agar masyarakat mampu mengkampanyekan 3R dalam pengendalian sampah. Yakni Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Hal ini disampaikan oleh Endang Wahyuning, Dinas Kebersihan DKI Jakarta dalam seminar Pengelolaan Sampah Partisipatif Sebagai Alternatif Penyelamatan Bumi di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, kemarin.

Related Articles

Latest Articles