SuaraJakarta.co, JAKARTA – SMA Muhammadiyah 3 Jakarta mengajak siswanya pergi ke Beijing, China sebagai upaya untuk mengajarkan kepemimpinan.
Dengan visi The School Of Future Leadership, 10 orang siswa SMA Muhammadiyah 3 Jakarta mengikuti workshop pendidikan Internasional di Beijing China tanggal 21 oktober sampai dengan 31 oktober 2017.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Suranti turut mendampingi selama di Beijing. Menurut Suranti, pendidikian kepemimpinan di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta telah ditanamkan sejak dini.
“Bukan jargon semata, tetapi memang dilaksanakan sejak dini, pada situasi apapun, sehingga diharapkan lulusan dari SMA Muhammadiyah 3 Jakarta menjadi pemimpin yang handal,” ujar Suranti kepada suarajakarta.co, Jumat (10/11/2017).
Konsep pemimpin yang handal, kata Suranti, harus mandiri, berani, inisaitif, dan tangguh. “Mendampingi siswa siswi yang mendapat undangan workshop pendidikan Internasional di Beijing China telah meyakinkan saya bahwa pemimpin yang baik memang harus mandiri, berani, inisiatif, dan tangguh,” papar Suranti.
Sebelumnya, 10 siswa yang pergi, tidak mendapat bekal yang cukup. Hanya dibekali briefing, diantar sampai bandara Soekarno Hatta. Namun, tidak membuat siswa dan siswi memgeluh apalagi merengek.
“Mengurus penerbangan ke Malaysia untuk transit disana, dilanjutkan pendrbangan ke Beijing yang terkenal ketat peraturan imigrasinya kami lakukan secara bersama bahu membahu. Banyak pengalaman baru yang sangat berguna, misalnya bagaimana kita harus mencari gate yang belum tertulis di penerbangan Beijing, bagaimana pengurusan imigrasi, naik trainnya ke arah mana, sampai pengambilan koper kita lakukan bersama. Di sinilah jiwa kepemimpinan dilatih. Kemandirian dan kerjasama sangat terlihat pada situasi ini,” cerita guru pendamping itu.
Selama di Beijing, banyak sekali kegiatan yang dilakukan para siswa. Seperti mengunjungi Beijing Foreign Studies University (BFSU) yang merupakan universitas Internasional paling TOP di Beijing yang didirikan tahun 1941.
Setelah itu, siswa diajak mengujungi masjid NIU JIE, masjid yang tertua dan terbesar di Beijing. Dibangun pasa tahun 966 M, pada masa dinasti LIAO yang berkuasa dari tahun 916 M- 1125 M.
“Masjid ini merupakan simbol masuknya Islam ke Tiongkok sebagai agama yang ramah, toleran, dan damai. Kami sholat jumat di situ,” katanya.
Selain itu, siswa juga diajak mengujungi Pusat Perbelanjaan WANG FU JING yang merupakan pusat perbelanjaan yang menjual barang- barang branded, seperti GUCCI, HnM, Forever 21, dan lain-lain.
“Di satu jalan khusus, ada dijual makanan ekstrem seperti kalajengking, kecoak, ular, dan lain-lain,” ujar Suranti sambil mengenang perjalanannya ketika mendampingi para siswanya.
Selain itu, Guru Pengajar Muhammad Hifni juga mengakatan bahwa siswa dibekali keterampilan kepemimpinan setiap hari ketika di sekolah. Semua guru juga berupaya mewujudkan visi itu.
“Kami para pengajar berupaya melakukan pendidikan akademik dan keterampilan. Termasuk mendidik untuk kepemimpinan masa depan,” ujar Hifni. (EDI)