Puluhan Mahasiswa Siap Perjuangkan Nasib Buruh Migran Melalui Riset Akademik

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua Umum CIDES Campus Ridwan Budiman mengapresiasi sikap dari puluhan mahasiswa yang ingin terlibat dalam gerakan advokasi untuk memperjuangkan nasib buruh migran, khususnya bagi anak-anak buruh migran yang ditinggalkan oleh ibunya. Hal tersebut disampaikan Ridwan di depan sekitar 80 orang yang hadir dalam Diskusi Publik bertema “Potret Hak Anak Buruh Migran yang Ditinggalkan” di Auditorium Maftuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta, Selasa (23/12).

“Peran mahasiswa dalam advokasi keluarga Buruh Migran harus berbasis pada riset akademik, dengan cara melakukan riset lapangan secara mendalam (in-depth research) di beberapa kantong seperti Brebes, Ponorogo, dan Indramayu,” jelas Alumnus Fisipol UGM ini.

Ridwan menilai CIDES Campus saat ini tersebar di 7 kampus unggulan yang siap untuk membantu tugas pemerintah maupun Lembaga Civil Society dalam rangka mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa (lemah) tersebut. “Tujuh kampus unggulan tersebut adalah UNJ, UGM, UIN Jakarta, STIE Tazkia Bogor, STT PLN, Universitas Padjadaran, dan Universitas Indonesia (UI),” papar periset CIDES bidang Kebijakan Publik dan Advokasi Kebijakan ini.

BACA JUGA  Jika Pramugari Maskapai Vietjet Tetap Berbikini, Cabut Izin Operasinya!

Ridwan berharap dengan adanya kerjasama dengan pemerintah, para mahasiswa tidak hanya puas bergelut di dunia kampus saja. Melainkan, juga bisa secara riil melihat potret permasalahan struktural yang sering dijadikan sapi perah devisa, tanpa mengindahkan hak-hak keluarga yang ditinggalkan.

“Menurut data, ada sekitar 4 juta buruh migran Indonesia yang tersebar di beberapa negara penempatan. Sekitar 3 juta dari mereka adalah perempuan dan memiliki rata-rata 2 orang anak. Jadi, ada sekitar 6 juta anak Indonesia yang hidupnya tanpa kasih sayang dari seorang ibu. Kalau pun dirawat ayah, kakek, atau neneknya, secara psikologis, akan berbeda jika dirawat oleh seorang ibu kelak ketika mereka telah dewasa.

Sebagaimana diketahui, diskusi ini adalah kerjasama antara CIDES bersama dengan Migrant Institute dalam memperingati Hari Buruh Migran Internasional pada 18 Desember 2015 silam. Hadir dalam diskusi ini, yaitu Direktur Eksekutif CIDES Rudi Wahyono, Direktur Eksekutif Migrant Institute Adi Candra Utama, Komisioner KPAI Maria Ulfah, Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati Perwitasari, dan Pengamat Buruh Migran Bara Brelian. (iman)

SuaraJakarta.co
BACA JUGA  Ahok Akui Retribusi Parkir Masih Banyak Yang Bocor
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles