Site icon SuaraJakarta.co

Sesama Etnis Tionghoa, Jaya Suprana Nasihati Ahok, Ahok: Itu Otak Kelas Dua

Jaya Suprana. (Foto: beacukai.go.id)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Surat terbuka berbentuk nasihat yang ditulis oleh Jaya Suprana untuk Ahok, tampaknya tidak kunjung membuat Ahok sadar diri akan perilakunya.

Padahal, di nasihat sepanjang 9 paragraf tersebut diakui sendiri oleh budayawan Jaya Suprana karena sama-sama beretnis dan berkeyakinan agama yang sama dengan Ahok, yaitu Etnis Tionghoa dan Agama Nasrani. Sehingga, adalah keniscayaan bagi dirinya untuk bisa memahami lebih dalam kondisi Ahok.

Namun, pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI) tersebut mengakui bahwa tindakan kasar yang dilakukan Ahok tidak serta-merta dijadikan pembenaran atas nama melawan korupsi. Justru, kata-kata kasar yang dilontarkan Ahok akan malah menimbulkan kebencian dari masyarakat.

“Sebagai sesama warga Indonesia keturunan Tionghoa dan umat Nasrani, saya juga sangat bangga atas semangat perjuangan Anda membasmi korupsi. Namun, akhir-akhir ini terasa bahwa lamat tetapi pasti timbul rasa kebencian masyarakat terhadap kata-kata dan kalimat-kalimat Anda yang dianggap tidak sopan dan tidak santun sehingga tidak layak saya tulis di surat permohonan terbuka di Sinar Harapan yang tersohor sopan dan santun dalam pemberitaan ini”, tulis Jaya Suprana.

Jaya Suprana mengingatkan bahwa dengan adanya kata-kata kasar yang dilakukan Ahok tersebut akan berimbas kepada kemarahan publik secara keseluruhan, yaitu kepada setiap etnis Tionghoa di Indonesia, yang memiliki sejarah kelam di Indonesia.

“Bukan rahasia lagi, bahkan fakta sejarah, bahwa telah berulang kali terjadi malapetaka huru-hara rasialis di persada Nusantara. Akibat memang beberapa insan keturunan Tionghoa bersikap dan berperilaku layak dibenci maka beberapa titik nila merusak susu sebelanga. Akibat beberapa insan keturunan Tionghoa bersikap dan berperilaku layak dibenci maka seluruh warga keturunan Tionghoa di Indonesia dipukul-rata untuk dianggap layak dibenci”, Tambah Jaya Suprana.

Dengan sikap Ahok seperti itu, tulis Jaya, lamat-lamat akan memunculkan kembali api dalam sekam, yang belum sepenuhnya habis.

“Pada kenyataan sebenarnya kebencian terhadap kaum Tionghoa di Indonesia belum lenyap. Kebencian masih hadir sebagai api dalam sekam yang setiap saat rawan membara, bahkan meledak menjadi huru-hara apabila ada alasan”.

Ahok Bergeming

Menanggapi nasihat dari sesepuhnya sesama Etnis Tionghoa tersebut, tidak serta membuat Ahok sadar diri untuk introspeksi. Namun, sebaliknya, Hal tersebut malah membuat Ahok malah serang balik Jaya Suprana dengan menyebut otak Jaya Suprana sebagai “otak warga kelas dua”.

“Otak beliau itu masih otak yang merasa dia warga negara kelas dua,” kata Ahok sebagaimana dikutip dari Merdeka Online (30/3).

Ahok yang kian merasa tidak salah, semakin membabi-buta menyerang Jaya Suprana. Ahok menuduh Jaya Suprana ingin melakukan tindakan provokasi ke publik dengan cara menulis surat terbuka di media massa.

“Itu strategi memprovoskasi nakut-nakutin orang supaya orang turunan marah-marahin saya,” balas Ahok.

Exit mobile version