Site icon SuaraJakarta.co

Profil Gubernur Djarot, Politisi Berlatar Belakang Pendidik

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. (Foto: Irvan Siagian/SuaraJakarta)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Presiden Joko Widodo melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur DKI Jakarta definitif. Bertempat di Istana Negara, Kamis (15/6/2017) pagi, Djarot resmi menggantikan Basuki Tjahaja Purnama Ahok) memimpin Ibu Kota selama lima bulan ke depan.

Dilansir dari laman Liputan 6, pria berkumis tebal ini dilahirkan pada 30 Oktober 1955 di Gorontalo. Djarot adalah kader militan PDI Perjuangan. Sebagai politisi, dia pernah duduk di lembaga legislatif, yaitu di DPRD Jawa Timur dan DPR RI.

Namun, jauh sebelum memasuki dunia politik, Djarot sejatinya adalah seorang pendidik. Ia memiliki profesi sebagai dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Djarot juga sempat merangkap tugas sebagai Pembantu Rektor I di universitas tersebut pada 1997 hingga 1999.

Namun demikian, yang membuat namanya menjadi perbincangan adalah ketika menjadi Wali Kota Blitar selama dua periode, dari 2000 hingga 2010. Sejumlah kebijakan yang dia buat banyak dipuji dan menempatkan dirinya di jajaran kepala daerah berprestasi.

Beberapa kebijalan populer saat menjadi Walikota Blitar dua periode tersebut adalah misalnya melarang berdirinya mal dan gedung-gedung bertingkat tinggi. Djarot pun mengaku lebih suka pedagang kaki lima yang mendominasi roda perekonomian di kota yang dipimpinnya.

Dari konsep matang yang telah ia rencanakan, Djarot sukses menata 1.000-an pedagang kaki lima yang dulunya kumuh di kompleks alun-alun menjadi tertata rapi. Dengan perencanaan yang terarah, Djarot berhasil mendongkrak perekonomian di Blitar meski tanpa adanya mal dan supermarket.

Karena kontribusi positif sebagai seorang wali kota, Djarot mendapatkan Penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada 2008. Ia juga mendapatkan Penghargaan Terbaik Citizen’s Charter Bidang Kesehatan, dan Anugerah Adipura dalam 3 tahun berturut-turut, yakni 2006, 2007, dan 2008.

Selain itu, dia juga penerima penghargaan atas terobosan inovasi daerah se-Provinsi Jawa Timur di dalam pembangunan daerahnya (2008), Penghargaan Upakarti (2007), Peringkat Pertama penerapan E-Government di Jawa Timur (2010).

Dengan kepemimpinannya selama 5 bulan mendatang hingga Oktober, diharapkan banyak janji kerja Ahok-Djarot yang harus segera diselesaikan. Sebab, pada Bulan Oktober mendatang, dapat dipastikan Gubernur terpilih Anies Baswedan akan dilantikan untuk memimpin ibukota menggantikan dirinya. (Ridwan)

Exit mobile version