PPRI: Jokowi, PDIP, dan KIH adalah Reformis Gadungan

Suarajakarta.co, JAKARTA – Aliansi masyarakat yang tergabung di dalam Pusat Perlawanan Rakyat Indonesia (PPRI) tumpah ruah di depan Istana Negara untuk menuntut Presiden Jokowi atas kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak pro rakyat.

Aliansi PPRI tersebut adalah gabungan dari SPRI, GSPM, SBMI, Solidaritas.net, LBH Jakarta, Pembebasa, dan PPR). Menurut rilis yang diterima suarajakarta.co, saat ini Bangsa Indonesia belumlah merdeka dan belum bangkit. Pernyataan tersebut dilakukan di tengah aksi Hari Kebangkitan Nasional yang berlangsung pada tanggal 20 Mei 2015 hari ini.

“Mari kita lihat fakta hari ini. 7,3 juta penduduk Indonesia tak punya pekerjaan (2014); 28,28 juta masyarakat Indonesia berada di bawah garis kemiskinan (2014); dan jutaan masyarakat yang berada sedikit di atas garis indeks kemiskinan sangat mudah jatuh di bawah garis kemiskinan apabila harga-harga kebutuhan pokok naik dengan ketimpangan yang ditunjukkan dengan indeks koefisien Gini pada angka 0,42”, tulisnya

BACA JUGA  Pilkada Depok: Sarana Mengembalikan Kepercayaan Diri Partai Politik Pasca Pileg 2014

Selain itu, PPRI juga mengkritik Pemerintahan Jokowi. Menurutnya, Jokowi, PDIP dan KIH adalah bagian dari reformis gadungan.

“Jokowi, PDIP, dan KIH adalah representasi dari reformis gadungan yang pro Neolib”, tambahnya.

Berikut adalah 10 (sepuluh) tuntutan perjuangan buruh dan rakyat untuk Jokowi

  1. Tangkap, adili, penjarakan dan sita harta koruptor
  2. Nasionalisasi Industri Asing
  3. Hapuskan utang luar negeri
  4. Hapuskan sistem kerja kontrak dan outsourcing
  5. Naikkan upah 50%
  6. Subsidi sosial untuk rakyat
  7. Stop penggusuran
  8. Hentikan kriminalisasi terhadap KPK
  9. Stop moratorium buruh migran
  10. Tanah, modal, teknologi modern dan pupuk murah untuk pertanian kolektif.
SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles