Site icon SuaraJakarta.co

Pemuda PUI: Ramadhan Harusnya Jokowi Semakin Ingat Akhirat Karena Janjinya

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Bagi masyarakat muslim, puasa di bulan ramadhan adalah momentum muhasabah diri. Menghitung kualitas diri selama sebelas bulan lamanya. Apakah banyak melakukan kebaikan atau sebaliknya. Karena hakikatnya hidup adalah mempersiapkan diri menghadapi kehidupan abadi. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ramadhan merupakan waktu efektif bermuhasabah (evaluasi diri).

Dikatakan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda PUI Raizal Arifin, “Substansi ramadhan adalah mampu membawa perubahan terhadap siapa pun termasuk pimpinan negara. Secara konstitusi mereka mendapat kepercayaan dari rakyat. Itu harus dihargai dengan prestasi kerja. Kata kunci taqwa karena puasa bukti kualitas beribadah secara kontinu.” Sebagaimana diketahui secara umum, problem menghadapi bulan ramadhan adalah tidak terkendalinya harga-harga kebutuhan pokok.

“Coba lihat, bagaimana penderitaan rakyat karena kenaikan harga-harga. Rupiah menembus 13.200, level terendah sejak 1998. Pemerintah terkesan diam tidak melakukan langkah terobosan, belum lagi fenomena bagi-bagi kekuasaan,” ungkap Raizal Arifin lagi.

Dan yang menambah masalah lagi menurutnya, Menteri Rini Soemarno dan petinggi PT Telkom telah meresmikan Data Center Telin-3 di Jurong, Singapura.

“Ini maksudnya apa? Bagaimana kedaulatan informasi negara bisa terjamin kerahasiaannya kalau Data Center di Singapura. Ini pelanggaran terhadap Undang-undang 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik,” tegas Azam.

Karenanya, menurut Azam, ”Jokowi harus hadir sebagai kepala negara, mumpung bulan ramahan, presiden harus ingat akhirat. Dampak kebijakan yang salah akan diminta pertanggungjawabannya, termasuk janji-janji terhadap rakyat.”

Exit mobile version