SuaraJakarta.co, JAKARTA – Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia M. Budyanta mengatakan, menteri non-parpol kebanyakan hanya banyak bicara mengeluarkan opini sedangkan kerjanya tidak ada yang menonjol. Hal ini sudah cukup menjadi alasan bagi presiden Jokowi menggantinya.
“Menteri yang non-parpol sepertinya gede omong doang, sementara kerjanya tidak ada. Kalau banyak omong daripada berbuat ya diganti saja sebaiknya,” ujar Budyatna.
Budyatna menyontohkan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang tidak mampu mengontrol harga pangan dan daging sapi. “Tidak masuk akal, harga daging sapi sampai Rp150.000 lho. Katanya Rp80.000. ini rakyat hanya setahun sekali makan daging pas lebaran doang, tapi harganya tidak bisa dikontrol. Kerja menteri non-parpol mana?,” tukas Budyatna.
Budyatna juga menyebut menteri perhubungan dari non-parpol Ignatius Jonan. Dia hanya banyak melontarkan wacana dan tidak punya inisiatif membuat kebijakan yang bersifat solusi.
“Kemacetan pas arus mudik kemarin lihat saja. Ini menterinya ke mana, yang katanya non-parpol. Mestinya dia punya inisiatif, mislanya gratiskan tol saat arus mudik. Bukannya malah membela diri,” jelasnya.
Ketika mudik kacau balau, lanjut Budyatna, Jonan yang bukan dari parpol malah membela diri dan menyebut terjadi penurunan angka kecelakaan. Padahal jumlah kecelakaan saat mudik masih besar, yakni menelan korban jiwa hingga 500 orang dengan jumlah kecelakaan mencapai 1.200.
“500 orang mati dan kecelakaan 1.200. Menterinya masih bilang mendingan dan terjadi penurunan. Bukan solusi dan hanya ngomong,” tandas Budyatna.
Dengan dasar ini, Budyatna menilai menteri non-parpol yang tidak punya inisiatif dan hanya menunggu perintah sebaiknya di ganti. “Yang non-parpol kebanyakan seperti pembantu rumah tangga sih, hanya nunggu perintah tanpa inisiatif. Palig hanya Menteri Kelauatan Susi Pudjiastuti yang kelihatan menonjol dan ada kinerja. Lainnya jeblok sebaiknya diganti saja,” tuntas Budyatna.