Site icon SuaraJakarta.co

Masih Impor Sapi Bunting, Kreativitas Pemerintah Dipertanyakan

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mempertanyakan kreativitas pemerintah yang masih mengimpor 200 ribu ekor sapi bunting untuk mengatasi tuntutan swasembada daging. Andi Akmal menilai langkah pemerintah yang direncanakan pada tahun 2016 tersebut hanyalah bersifat instan dan mudah.

“Tahun 2016 target pemerintah memang swasembada. Tetapi jangan memperlakukan negara ini seperti pedagang. Kita memiliki penduduk dan infrastruktur sosial yang mesti diperhatikan. Jika arti swasembada ditambal dengan kebijakan impor, jadi mana kreatifitasnya?”, tutur Andi Akmal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (8/9).

Politisi dari dapil Sulawesi Selatan II ini mengingatkan sejarah kelam Indonesia dalam mengimpor indukan sapi yang bunting, selalu menjadi hal yang sia-sia. Ia menjelaskan setiap indukan sapi yang bunting, ketika sudah melahirkan anak sapi, indukannya menjadi mandul. “Dari hasil penelitian dinas-dinas peternakan di daerah-daerah, sapi-sapi indukan itu disuntik hormon atau dipasang chip sehingga hanya mampu melahirkan sekali. Setelah melahirkan sekali, sapi yang kelihatan subur menjadi mandul,” tegas Andi Akmal yang juga anggota Badan Anggaran ini.

Menurut Andi Akmal ajuan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) sebesar 32,9 triliun untuk mendanai program swasembada di tujuh komoditas merupakan program yang baik. Angka ini, menurut Andi Akmal, sangat besar dan bukan tidak dihabiskan dalam satu tahun. “Namun bisa berjalan berkelanjutan sehingga tahun berikutnya dapat meningkatkan kualitas program yang ada atau menciptakan program baru untuk kesejahteraan, “tambah Andi Akmal.

Andi Akmal mengingatkan pemerintah untuk tidak lagi tertipu soal impor sapi bunting ini. Menurutnya, harus ada jaminan bahwa 200 ekor sapi tersebut tetap fertil setelah melahirkan. “Sehingga meskipun impor sapi bunting itu tetap dilakukan, masih ada harapan ada peningkatan jumlah sapi secara nasional di tahun 2017 tanpa adanya impor sapi lagi,” tegas Andi Akmal.

Exit mobile version