Oleh : H. M. Anis Matta, Lc – Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia
Saudara-saudaraku yang saya cintai
Ketegaran Rasional. Itulah makna yang diajarkan Islam kepada kita, setiap kali kita menghadapi Peristiwa-peristiwa Besar, yang menggoncang Sendi-Sendi Kehidupan kita secara keseluruhan. Apalagi jika peristiwa itu menyebabkan kematian manusia dalam jumlah yang besar, seperti pada peristiwa PERANG, KELAPARAN, BENCANA ALAM, DAN WABAH.
Saudara-saudaraku sekalian,
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari ‘Aisyah RA, لا تفنى أمتي إلا بالطعن والطاعون
“Ummatku tak akan binasa, kecuali dikarenakan 2 hal, yakni Perang dan Wabah”
Tampaknya hadits ini tidak saja merupakan kekhususan bagi Ummat Islam, karena fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa Perang dan Wabah menyebabkan kematian manusia dalam jumlah yang besar, tidak saja bagi Ummat Islam, tetapi juga bagi ummat-ummat lainnya.
Tapi apa yang menarik dari peristiwa itu adalah bahwa Islam selalu hadir memberikan ajarannya, tepat pada waktu kaum muslimin selesai menghadapi pertempuran-pertempuran besar.
Misalnya ketika kaum Muslimin mengalami kekalahan besar dalam Perang Uhud, Allah Swt justru tidak mengkritik kaum Muslimin, tidak mencela mereka….Tapi justru mengembalikan KESEIMBANGAN RASIONAL mereka, dengan memperkenalkan kepada mereka makna baru dari pergerakan sejarah manusia, yang sekarang kita kenal dengan istilah SIKLUS SEJARAH.
Allah Swt berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 140 : وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ (Dan itulah hari-hari (kemenangan dan kekalahan) yang Kami pergilirkan diantara manusia)
Dengan ayat itu Allah Swt mengembalikan KESEIMBANGAN RASIONAL kaum Muslimin yang baru saja kalah dalam perang, bahwasanya KEKALAHAN ITU ADA SEBAB-SEBABNYA…. Tapi KEMENANGAN ITU JUGA ADA SYARAT-SYARATNYA. Jika kita mengerti kaidah itu, adalah tugas kita untuk memenuhi syarat-syarat kemenangan, jika kita ingin meraih kemenangan.
Saudara-saudaraku yang saya cintai,
Ajaran tentang KESEIMBANGAN RASIONAL ini, mengembalikan kepada kita Makna lain, yaitu Bagaimana menggabungkan antara KETENANGAN HATI, KESABARAN, DAN PENERIMAAN YANG PENUH KEPADA TAKDIR, tapi pada waktu yang sama BERPRASANGKA BAIK KEPADA KEHENDAK DAN KASIH SAYANG ALLAH SWT, serta Penglihatan yang jauh tentang PERUBAHAN BESAR apakah yang ingin diciptakan Allah Swt melalui peristiwa besar yang mengguncang kehidupan kita.
Pertanyaan itulah, yang akan memberikan kita KETEGARAN RASIONAL, sehingga nanti kita bukan hanya akan mendapatkan GAMBARAN BARU TENTANG PANORAMA KEHIDUPAN YANG AKAN KITA HADAPI DI MASA YANG AKAN DATANG, tapi juga akhirnya kita akan mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh para Ulil Albaab, yakni kalimat yang diabadikan di dalam Al Qur-aan surat Ali Imran ayat 191 : رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا (Yaa Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia).
Maha Suci Engkau, Yaa Allah….
Wassalaamu’alaikum Wr Wb.