“Kasihan Lembaga Intelektual Digunakan untuk Praktik Kotor”

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Lembaga survey Charta Politica mendapat sorotan tajam, baik dari publik maupun para netizen. Pasalnya, lembaga yang dipimpin oleh Yunarto Wijaya ini menyusun sebuah kuesioner dimana isinya dinilai sangat tendensius untuk mendukung petahana Basuki.

Survey tersebut berjudul “Survei Preferensi Politik Masyarakat Menuju Pemilihan Langsung Gubernur / Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017” dengan pilihan jawaban” setuju”, “tidak setuju” dan “tidak tahu/tidak jawab”. Beberapa pertanyaan tendensius yang dimaksud adalah

“Jakarta maju karena Ahok”

“Tidak ada figur yang lebih baik memimpin selain Ahok”

Atas hal ini Wakil Ketua DPRD DKI menilai tidak sepatutnya lembaga intelektual adalah bagian dari tindakan tidak elok.

BACA JUGA  KH Ali: Secara Kultural NU Banyak Mendukung Anies

“”Survei semacam penggiringan itu benar-benar tidak elok. Kasihan lembaga intelektual digunakan untuk praktik-praktik kotor,” kata Taufik sebagaimana dikutip dari laman Teropong Senayan, Minggu (16/10).

Bahkan, masyarakat Betawi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) juga ikut mengecam kuesioner tersebut karena dinilai pesanan dari para pemodal untuk mendukung petahana.

“Kuat dugaan survei dilakukan untuk menaikkan elektabilitas Ahok yang terus melorot,” ujar Ketua Harian DPP Forkabi, Abdul Ghoni, Minggu (16/10).

Ketua RT di Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, ini berharap agar lembaga survei menghentikan praktik seperti ini yang menjual intelektualitas demi materi

“Kebiasaan lembaga survei menjual intelektualitasnya demi materi dan kekuasaan harus dihentikan,” tegasnya

BACA JUGA  Ini! Dua Tindakan Melawan Hukum dari Ahok Terhadap Kasus Sumber Waras

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menjawab ringan, “buka aja lah semua… apa yang salah memang secara metodologi,” jawab Yunarto dalam akun twitternya, Sabtu (15/10). (RDB)

Related Articles

Latest Articles