Site icon SuaraJakarta.co

Duh! Ahok Telat Bayar Gaji Guru DKI

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Wartakotalive.com/Henry Lopulalan)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengkritik sistem baru pembayaran gaji guru-guru di DKI. Sistem baru tersebut, menurutnya yang membuat banyak guru tersebut mengeluh kepada dirinya.

Menurut mantan kepala sekolah SMAN 3 Setiabudi tersebut, para guru mengeluhkan kebijakan Ahok tersebut karena harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk hidup.

“Kalau di lapangan para guru mengeluh karena gaji itu ditunggu-tunggu dan peruntukannya sudah jelas, untuk anak, cicilan motor, bayar kos. Beratnya di situ, gaji kan untuk pos pos tertentu,” jelas Retno saat ditemui di PTUN Jakarta, Jalan Sentra Timur, Cakung, Jakarta Timur, sebagaimana dikutip dari laman Metro TV News, Rabu (5/8).

Bahkan, Retno yang saat ini tercatat sebagai guru di SMAN 13 tersebut, menilai bahwa, “untuk makan biasanya para guru menggunakan uang tunjangan kinerja daerah (TKD),” tambah dia.

Retno juga tak ingin berspekulasi lebih jauh soal alasan keterlambatan pembayaran gaji kepada guru. Pasalnya, di lapangan pun para guru tak berani mengeluh ke atasan.

“Katanya pembenahan sistem ya, saya tak tahu itu. Tapi, kalau di lapangan mereka enggak berani dan hanya mengeluh ngobrol di antara kami rata-rata banyak di berbagai sekolah,” papar dia.

Keterlambatan pembayaran gaji ini pun, menurut Retno baru dirasakan pertama kali pada tahun 2015 ini. Pembayaran gaji sudah telat sejak bulan Januari lalu, dan tidak pernah cair pada tanggal 1.

“Sebelumnya enggak pernah. Ini baru pertama terjadi. Tidak pernah terjadi seperti ini,” kata dia.

Perbaikan Sistem

Gubernur DKI Ahok mengatakan pihaknya tengah memperbaiki sistem. Menurut bekas Bupati Belitung Timur ini, perbaikian itu mestinya tuntas hari ini.

“Itu ada suatu sistem, hari ini harusnya sudah beres. Sistem itu saja hari ini sedang diberesin,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2015).

Exit mobile version