SuaraJakarta.co, JAKARTA – Karena kebijakan Pemerintahan Jokowi yang dinilai banyak merugikan masyarakat kecil, membuat ribuan mahasiswa mendatangi Presiden Jokowi di istana negara, Senin (18/5). Penggerudukan tersebut terjadi dalam dua gelombang. Pertama, dalam audiensi yang dilakukan secara tatap muka langsung yang mempertemukan Jokowi dengan organisasi ekstra kampus, yakni HMI, KAMMI, GMNI, PMII, dan Alumni Lintas Perguruan Tinggi, yang berlangsung dari pukul 6 sore hingga 7 malam.
Pertemuan Kedua, dihadiri oleh aktivis internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 13 kampus, yaitu BEM ITS, BEM UGM, BEM UI, BEM Trisakti, BEM UIN, BEM BEM Unpad, BEM Unpar, dan BEM Universitas Telkom.
Pertemuan kedua berlangsung seru. Dikarenakan, tidak sekadar memberikan kajian dan saran, para aktivis dari kampus-kampus besar di Indonesia tersebut, juga ikut mengkritik keras pemerintahan Jokowi. Dikutip dari harian Rakyat Merdeka, Selasa (19/5), kritikan pedas kepada Jokowi tersebut berkutat pada soal kenaikan harga BBM, penanganan kasus HAM, kemiskinan, pengangguran, sampai pendidikan.
Namun, disayangkan, kritikan pedas dari intelektual mahasiswa tersebut, hanya ditanggapi dingin dan santai oleh Jokowi.
“Tadi, saya lihat Pak Jokowi selalu mencatat apa yang disampaikan teman-teman”, ucap Seskab Andi Widjajanto.
Bahkan, Presiden BEM UI, Andi Aulia Rachman menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan pemerintah yang harus segera diperbaiki. Atas dasar itulah, pemerintah harus dibangunkan untuk lebih serius bekerja untuk masyarakat.
“Dari sekian banyak yang disampaikan, kami berkesimpulan bahwa pemerintah ini harus dibangunkan lagi. Masih banyak yang harus diperbaiki”, kata Andi.