SuaraJakarta.co, JAKARTA – Kinerja menteri-menteri yang duduk di jajaran perekonomian Pemerintahan Jokowi selama kurun waktu 9 bulan ini tampaknya belum kunjung memberikan keyakinan ke arah yang lebih baik.
Pasalnya, realisasi penerimaan pajak tahun ini diprediksi bakal jauh dari target. Akibatnya, defisit anggaran pun menjadi melebar dari target 1,9 persen menjadi 2,2-2,3 persen terhadap PDB dan untuk menutupinya diperlukan hutang sebesar 40 miliar.
Dikutip dari Harian Kompas, Jumat (26/6), Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), A Tony Prasetiantono, bahkan menilai dirinya pesimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen, “Bahkan bisa sedikit di bawah, misalnya 4,9 persen,” ujarnya.
Tony bahkan berpendapat bahwa terdapat banyak skenario buruk yang akan terjadi hingga akhir tahun anggaran ini, misalnya 80 triliun anggaran belanja yang tidak terserap Kementerian/Lembaga, serta kenaikan target utang bersih pemerintah dari Rp 222,5 triliun menjadi Rp 262,5 triliun.