SuaraJakarta.co, JAKARTA – Tak mengherankan jika setiap kali banjir telah usai, jalanan di Jakarta menghasilkan banyak lubang yang kerap membahayakan para pengendara roda dua dan empat. Hal itu disebabkan karena proses perbaikan jalan setelah banjir usai, hanya bersifat tambal-sulam saat musim hujan. Sehingga, untuk memperbaiki jalan raya yang berlubang secara keseluruhan tersebut, harus menunggu hingga musim panas datang
“Hanya penanggulangan saja. Supaya jalanan tertutup dulu. Mana ada yang kerja musim hujan. Nanti kita akan selesaikan dan tuntaskan musim panas nanti. Sekarang untuk keselamatan pengguna jalan”, kata Yusmada, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, sebagaimana dikutip dari Harian Republika (14/2) di halaman 11
Menurutnya, kerusakan jalan dapat menjadi kian parah karena sistem drainase yang mampu merusak aspal jika tergenang lama oleh banjir. DItambah, perbaikan jalan yang selama ini dilakukan oleh Pemprov DKI selama ini tidak pernah menyentuh sampai fondasi atau permukaan bawah jalan.
“Sebetulnya, jalan sudah cukup baik. Cuma sering kali perawatan jalan di Jakarta hanya mengandalkan lapisan permukaan tanpa berpikir tentang bagian bawahnya. Jalan-jalan protokol perlu juga diperbaiki strukturnya, bukan permukaannya saja”, kritik Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohammad Sanusi
Dari hasil pantauan Suara Jakarta, dari jumlah APBD DKI 2015 senilai 73,08 Triliun, alokasi untuk Dinas Bina Marga dalam perbaikan jalan dan drainase tersebut hanya berjumlah 5,7 Triliun. Anggaran minim tersebut dialokasikan untuk memperbaiki 800 titik jalan yang rusak usai banjir dan perbaikan drainase, termasuk pembuatan trowongan untuk mengaliri air
Ia menambahkan bahwa kajian tersebut sudah ada sejak 2007 di era gubernur sebelumnya. Pemerintahan DKI saat inilah yang akan mengeksekusinya
“Kajiannya sudah ada. Ini sedang kita siapkan”, ujarnya (ARB)