SuaraJakarta.co, JAKARTA – Setelah dituduh dengan Islam Liberal, Syiah, Wahabi, Cagub DKI Anies Baswedan terakhir kembali dituduh sebagai penganut kejawen.
Menanggapi itu, Anies mengaku santai dan baru dengar tuduhan itu terhadap dirinya. Tuduhan tersebut bermula saat ada seorang pemuda yang mengaku penasaran, karena di media sosial, Anies disebut-sebut menganut kepercayaan kejawen.
“Iya ini ada isu lagi soal kejawen, fitnah itu. Ini baru pertama kali saya dengar kejawen,” ujar Anies saat kampanye di Kampung Wadas, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (2/1).
Ia pun tak heran dengan tuduhan yang muncul menjelang pemilihan Pilgub DKI pada 15 Februari 2016. Tuduhan itu menurutnya bukan pertama kali diterima dirinya. Anies menegaskan bahwa dirinya penganut Islam.
“Saya bilang ini komplet fitnahnya. Saya seorang Ahli Sunah Wal Jamaah. Doakan bisa menjalankan syariah dengan baik,” katanya.
Walaupun dirinya mendapat serangan dari berbagai sisi, Anies justru semakin percaya diri. Fitnah yang bertubi-tubi membuktikan tidak ada lagi celah yang bisa diserang dari program yang diusungnya.
“Makanya yang dikritik orangnya, agamanya bukan programnya,” ujarnya.
Pria yang berpasangan dengan Sandiaga Uno itu pun mengajak warga aktif menangkis fitnah yang berkembang di masyarakat. Ia mengingkatkan, fitnah dan serangan serupa ini akan terus berdatangan dan lebih banyak dari waktu ke waktu.
“Ini ujian, keikhlasan kita yang penting kita dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang,” tutupnya.
Diketahui, sebelumnya, Anies juga pernah dituduh menganut paham Islam Liberal. Hal itu lantaran Anies pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina yang didirikan oleh mantan Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Nurcholis Madjid
“Saya tegaskan depan hadirin bahwa saya adalah seorang Ahlus sunnah wal jama’ah. Bukan JIL,” tegas Anies saat klarifikasi di Markas Besar DPP FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (1/1).
Anies juga pernah dituduh menganut paham Syiah. Meskipun demikian, menurut Anies, tidak ada satupun yang bisa membuktikan bahwa dirinya menganut Syiah. Bahkan, tokoh Ulama Betawi, Hasan Haikal, menegaskan dirinya menjadi saksi bahwa Cagub DKI Anies bukan penganut Syiah.
Saya menjadi saksi bahwa beliau (Anies) bukanlah tokoh Syiah,” jelas Hasan Haikal, Kamis (29/12/2016).
Terakhir, Anies pernah dituduh pula menganut paham Wahabi dalam Islam. Hal itu lagi-lagi tidak hanya dibantah oleh Anies, tapi juga langsung oleh Ulama dan Tokoh Utama FPI, Habib Rizieq Syihab saat mengundang Anies di kantornya.
“Beliau (Anies) telah memberikan penjelasan kepada kita bahwa beliau bukan wahabi, bukan syiah, bukan juga liberal, beliau ada bersama kita semua. Beliau ahlussunnah wal jamaah,” jelas Habib Rizieq, Minggu (1/1).
Hingga kini, diantara dua paslon lainnya, Anies Baswedan adalah sosok yang paling sering terkena fitnah dan tuduhan bermacam-macam, khususnya terkait soal agama.
Oleh karena, jika terjadi dua putaran Pilkada DKI 2017, Anies dinilai adalah sosok paling tangguh dan berpotensi mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama, dibandingkan Agus-Sylvi di putaran kedua. (BAP)