Suarajakarta.co, JAKARTA – Sikap inkonsistensi kembali ditunjukkan Gubernur DKI Ahok yang “mengembalikan” Pekan Raya Jakarta (PRJ) dari bertempat di Monas kembali ke Kemayoran. Padahal, di tahun 2013, saat dirinya masih menjadi wagub bersamaan dengan Gubernur Jokowi saat itu, menjadikan kawasan Monas sebagai “PRJ Tandingan” dengan bernama Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD).
Ahok, saat itu, beralasan bahwa PRJ Kemayoran yang dimiliki oleh Murdaya Poo sebagai Dirut JIExpo sebagai penyelenggara, lebih menitik beratkan kepada pebisnis kela menengah ke atas, sehingga mengabaikan para pedagang yang hanya bertaraf Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), seperti pedagang kerak telor. Bahkan, tiket masuk PRJ Kemayoran dibuat mahal dengan harga Rp.20.000,- untuk hari biasa dan Rp.30.000,- untuk weekend.
Aksi tandingan tersebut, tak ayal membuat Jokowi-Ahok saat itu membuat “PRJ Tanding” yang sangat sukses dengan jumlah pengunjung yang membludak dan tiket masuk gratis, dengan harapan HUT Jakarta akan dibuat lebih meriah.
Dua tahun berjalan, tampaknya Ahok tidak konsisten untuk tetap mengadakan PRJ di kawasan Monas tiap dua tahun sekali. Kini, Ahok malah akan mengadakan PRJ di kawasan Kemayoran. Ahok berdalih bahwa sudah ada lahan seluas sekitar 1 hektare sudah disiapkan untuk UMKM di Kemayoran.
“Makanya, saya bilang ke Pak Wagub, kita sudah pernah coba di Monas waktu sama Pak Jokowi. Jadi, ini semua main manfaatin kita cari duit doang. Jadi, lebih baik kita tekan di JIExpo PRJ kasi lebih banyak ruangan untuk UMKM yang murah’, kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman Merdeka.com, Senin (1/6).
“Dia lebih profesiona, sampah enggak kelihatan, lalu dia harus kasih tiket gratis untuk orang yang sudah tua dan tidak mampu gitu. Dia lakukan”, tambah Ahok.
Muncul Dugaan
Atas inkonsistensi Gubernur DKI Ahok tersebut, pengamat kebijakan publik, Tom Pasaribu, mempertanyakan alasan sebenarnya Ahok memindahkan kembali PRJ dari Monas ke Kemayoran.
“Ada apa? Apakah Ahok kini telah tunduk dengan JIExpo karena lebih bermodal sebagai penyelenggara?,” tanyanya saat dihubungi oleh SuaraJakarta.co, Senin (1/6).
Mantan caleg DPRD DKI Jakarta Dapil V ini bahkan mengingatkan Ahok bahwa PRJ yang diselenggarakan oleh JIExpo Kemayoran lebih untuk kalangan menengah ke atas. Hal tersebut terbukti dari harga tiket masuk yang mahal dan harga sewa tempat yang tinggi untuk pedagang yang berjualan.
“Kita harus ingat bahwa alasan diadakannya PRJ Monas adalah untuk keberpihakan terhadap rakyat kecil yang ada di Jakarta untuk bisa berpartisipasi di PRJ. Kalau PRJ dikembalikan di Kemayoran dan dikembalikan penyelenggaranya ke JIExpo, apakah ada jaminan pedagang kecil UMKM bisa masuk dan banyak orang bisa masuk dengan harga yang tiket yang terjangkau?,” tegasnya.