5 Sebab Pendukung Agus-Sylvi Dukung Anies-Sandi Daripada Ahok-Djarot

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menyimpulkan bahwa pendukung Agus-Sylvi pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta dominan dukung pasangan calon Anies Rasyid Baswedan – Sandiwara S. Uno.

LSI Denny JA menyimpulkan hasil survei, pendukung Agus-Sylvi pada putara pertama memilih pasangan Anies-Sandi di putaran kedua sebesar 63.3 %. Sedangkan 12.3 % pemilih Agus-Sylvi mendukung Ahok-Djarot pada putaran kedua. Sementara, terdapat 24.4 % pemilih Agus-Sylvi yang belum menentukan pilihan.

Selain itu, LSI Denny JA menyatakan ada 5 penyebab pemilih Agus-Sylvi mendukung Anies-Sandi dari pada Ahok-Djarot.

Pertama, mayoritas pemilih Agus-Sylvi menilai Ahok menista agama. Data tabulasi silang menunjukan 93.20 % pemilih Agus-Sylvi pada putaran pertama menyatakan Ahok menista agama dengan pernyataannya terkait Al Maidah ayat 51.

BACA JUGA  Di Purwakarta, Aceh, Sumedang, dan Daerah Lainnya Tidak Ada yang Sakit karena Darah Hewan Kurban, Kok Ahok Sok Tau?

Kedua, mayoritas pendukung Agus-Sylvi pada putaran pertama inginkan Jakarta punya gubernur baru. Mereka yang mendukung Agus-Sylvi pada putaran pertama, sebesar 91.80 % menyatakan ingin Jakarta punya gubernur baru.

Ketiga, mayoritas pendukung Agus-Sylvi tak ingin Jakarta dipimpin oleh gubernur tersangka. Sebesar 86.40 % menyatakan mereka tak rela jika gubernur terpilih nantinya seorang tersangka.

Keempat, demografi pemilih Agus-Sylvi mirip dengan demografi pemilih Anies-Sandi. Mayoritas mereka dari kelas menengah bawah secara ekonomi. Mayoritas mereka berpindah ke pasangan Anies-Sandi dikarenakan persepsi Anies-Sandi yang lebih mewakili (sosok dan program) masyarakat kelas menengah bawah dibanding dengan pasangan Ahok Djarot.

Kelima, ada sejumlah karakter Ahok yang sulit diterima oleh pemilih Agus-Sylvi, di samping soal utama: Ahok menista agama (47.2 %).

BACA JUGA  Istri Anies Jelaskan Alur OK OCE ke Warga Warakas

Yaitu Ahok sering berucap kasar (28.9 %), kurangnya empati kepada rakyat kecil terutama soal penggusuran (10.5 %), dan kurang menghormati hak rakyat berekspresi (1.9 %).

Survei dilakukan pada tanggal 27 Februari – 3 Maret 2017 di Jakarta secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling.

Margin of Error survei ini plus minus 4.8%. Seperti keterangan persnya, survei itu dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (Focus Group Discussion (FGD), media analisis, dan indepth interview). (JML)

Related Articles

Latest Articles