Site icon SuaraJakarta.co

141 Pompa Air Rusak, Pemprov DKI Belum Siap Tanggulangi Banjir?

Banjir di Kecamatan Makasar, Jakarta TImur. (Foto: Khairuddin Safri)
Banjir di Kecamatan Makasar, Jakarta TImur. (Foto: Khairuddin Safri)
SuaraJakarta.co, JAKARTA – Fakta terkuaknya ratusan pompa air di DKI Jakarta yang mengalami kerusakan mendapat respon negatif. Masyarakat mulai meragukan keseriusan dan kesiapan Pemprov DKI Jakarta dalam penanggulangan banjir.

“Sungguh miris mendengar informasi 141 pompa air atau 25,41 persen mengalami kerusakan. Padahal musim penghujan mulai turun dan sebagian wilayah DKI mengalami kebanjiran. Belum nanti jika hujan mengalami puncaknya,” kata Direktur Eksekutif Jakarta Public Service (JPS), Mohammad Syaiful Jihad di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Sebelumnya Dinas PU DKI menyebutkan, dari 555 pompa air di seluruh wilayah DKI Jakarta, sebanyak 141 pompa air yang terdiri dari pompa stasioner, pompa mobile, dan pompa underpass dalam kondisi rusak. Perinciannya, 45 pompa di Jakarta Barat, 20 pompa di Jakarta Pusat, 41 pompa di Jakarta Selatan, 7 pompa di Jakarta Timur, dan 28 pompa di Jakarta Utara.

Dengan begitu banyaknya pompa air yang mengalami kerusakan, semakin menguatkan keraguan publik terhadap upaya penanggulangan banjir sebagaimana terekam dalam Jajak Pendapat Jakarta Public Service (JPS) pada 4-11 Oktober 2014 lalu.

“Dari 300 orang yang kami survey, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di bidang penanggulangan banjir: sangat puas 6,67%, puas 24,67%, tidak puas 51%, sangat tidak puas 11,33%, dan tidak tahu/tidak menjawab 6,33%,” lanjut Syaiful.

Padahal, dalam catatan Jakarta Public Service (JPS) setidaknya terdapat anggaran sebesar Rp132,15 miliar untuk pemeliharaan pompa air di wilayah DKI Jakarta, terdiri dari pengadaan suku cadang pompa Rp20 miliar, pemeliharaan dan operasional pompa stasioner, pompa mobile, pintu air dan saringan sampah Rp15,5 miliar, pengadaan bahan untuk operasional pompa Rp1,65 miliar, penggantian dan peningkatan sistem pompa Rp80 miliar, dan pemeliharaan sarana di rumah pompa pengendali banjir Rp15 miliar.

“Dengan anggaran demikian besar, tidak ada alasan untuk menunda perbaikan 141 pompa air. Pelayanan publik harus dilaksanakan secara cepat dan sebaik-sebaiknya,” kata Syaiful.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menginstruksikan jajarannya untuk segera memperbaiki sejumlah mesin pompa air yang rusak, usai meninjau beberapa rumah pompa air di beberapa wilayah ibukota beberapa waktu lalu..

“Kerusakannya macam-macam. Ada yang stater mesin rusak dan sebagainya. Saya sudah minta Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta segera memperbaiki berbagai kerusakan mesin pompa air yang rusak untuk mengantisipasi banjir di ibu kota,” ujar Ahok.

Exit mobile version