Site icon SuaraJakarta.co

Pemadaman Lewat Udara Tidak Efektif, Titik Api di Riau Meningkat

suara jakarta masalah asap kebakaran hutan riau

Kebakaran hutan. (Foto: Greenpeace)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger menjelaskan jumlah titik panas di provinsi ini meningkat lagi, menjadi di atas 100 titik dalam kurun waktu sekitar dua hari terakhir. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Edwar dalam Harian Kompas, Minggu (20/9). 

“Ada peningkatan titik panas dalam dua hari terakhir. Hal ini disebabkan pemanadaman lewat udara tak berjalan efektif karena jarak pandangan mengganggu penerbangan. Namun, Sabtu siang, jaraak pandang sudah membaik sehingga pemadaman lewat udara bisa dilakukan lagi. Ditambah ada hujan di beberapa daerah kebakaran,”jelas Edwar, Sabtu (20/9).

Peningkatan titik api di Riau ini diperkuat oleh penjelasan dari Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru Sugarin yang menjelaskan bahwa dari pantauan satelit Terra dan Aqua di Riau, tercatat ada 127 titik panas di hari Sabtu pagi, naik dari 116 titik panas pada Jumat. Senada dengan hal tersebut, titik panas di Jambi pun masih lebih besar, yaitu 169 titik, dan di Sumatera Selatan ada 159 titik.

Naiknya titik api ini ditengarai karena ulah dari korporasi dan individu yang terlibat dalam pembakaran lahan. Bahkan, saat ini kepolisian juga tengah mendalami adanya keterlibatan dari pihak asing yang sudah masuk dalam tahap penyelidikan.

“Kami juga sedang mendalami apakah ada keterlibatan asing dalam korporasi yang masuk tahap penyidikan ini,” ujar Direktur Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Yazid Fanani. 

Sebagaimana diketahui, data sementara yang dilansir dari Harian Kompas (19/5), menunjukkan terdapat 286 perusahaan perkebunan di Sumatera dan Kalimantan yang terindikasi kebakaran di lahan konsesinya. Jumlah itu du luar 23 korporasi yang sedang diperiksa polisi. Data kepolisian menunjukkan pengusutan kasus kebakaran hutan dan lahan telah menetapkan 149 tersangka perorangan dan 11 perusahaan. Bahkan, di Riau telah ditahan tersangka korporasi. 

Kebakaran lahan kali ini terbilang paling parah, dikarenakan berdasarkan 162 kejadian yang terinventarisir, kerusakan lahan akibat kebakaran tercatat lebih dari 35.000 hektar. Luasnya kebakaran hutan tersebut meliputi Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Exit mobile version