Site icon SuaraJakarta.co

Klub Petembak, Bukan Hanya Dar-Der-Dor

lapangan tembak Ksatrian, kompleks Kopassus, Cijantung

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Jika olahraga menembak dianggap sebagai olahraga yang ‘sedikit keringat-sedikit manfaat’ adalah keliru. Apalagi dianggap sebagai olahraga kalangan elit dan VIP. Karena sebetulnya dalam olahraga ini diperlukan keseimbangan pengelolaan fisik dan mental sekaligus.

“Dalam olahraga menembak diperlukan kemampuan pengendalian diri melebihi fisik. Stamina tetap diperlukan, terutama dalam durasi panjang,” demikian diungkapkan R. Andy Herdanarto, pembina klub Indosat Shooting Club (ISC).

Setidaknya diperlukan konsentrasi dan ketajaman perhatian selama dua jam saat latihan menembak. Bahkan fokus ke sasaran dan koordinasi itu sendiri telah menguras energi. Belum lagi jika pressure bertambah saat kompetisi karena tekanan batasan waktu dan adanya lawan.

Oleh karena itu, “Mengalahkan emosi diri saat fokus membidik sasaran jauh lebih penting daripada mengenai sasaran itu sendiri,” lanjut Andy.

Bagi karyawan atau profesional ada beberapa latihan yang bisa diikuti yaitu tembak presisi dan tembak reaksi dalam beberapa kelas dan jarak. Senjata yang digunakan pun beragam baik senjata angin maupun menggunakan senjata organik ‘asli’ yang digunakan TNI atau Polri. Latihan rutin bisa melatih kemampuan fisik maupun mental yang bermanfaat saat bekerja.

“Indosat Shooting Club berdiri awal 2001 dan berada dibawah naungan badan pembina olahraga dan kesenian Indosat (Indosat Sports and Art Committee)”

Indosat Shooting Club sendiri beranggotakan 15 orang aktif yang melakukan latihan rutin setiap bulan di lapangan tembak Ksatrian, kompleks Kopassus, Cijantung. Klub ini sudah beberapa kali meraih prestasi di tingkat lokal dan nasional. “Selain untuk silaturahim dan ajang berlatih untuk kesehatan, klub ini juga memberi ruang bagi anggota yang punya potensi untuk berprestasi. Oleh sebab itu moto kami adalah Presisi-Prestasi-Performansi,” tutup Andy

Exit mobile version