SuaraJakarta.co, JAKARTA – Kios pedagang kuliner Lenggang Jakarta Kemayoran, Jakarta Pusat masih belum terisi. Alias kosong melompong.
Dari total 108 pedagang kuliner terdiri dari makanan dan minuman diantaranya sebanyak 98 pedagang dan 10 Iconik.
“Mereka, para Pedagang Kaki Lima (PKL) kuliner Lenggang Jakarta Kemayoran, seharusnya merupakan PKL relokasi dari 2 titik yaitu PKL kawasan Masjid Akbar dan Kemayoran Gempol (H. Ung)”, ungkap Victor Napitupulu, Ketua LP2AD, Minggu (08/01/2017).
Victor menduga pendataan yang dilakukan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan Provinsi DKI Jakarta tidak tepat sasaran. Alasannya sangat tepat karena kios kuliner masih kosong.
“Kalau pendataan sudah filed, kios pedagang kuliner sudah diisi oleh pedagangnya. Ini malah sebaliknya masih kosong”, tanya Victor.
Ia juga mempertanyakan dana CSR dari PT. Sinar Sosro sebesar 2,5 milyar untuk pembangunan Lenggang Jakarta Kemayoran tidak dikelola dengan baik, tidak transparan.
“BPK dan BPKP segera melakukan upaya probity audit dana CSR tersebut”‘, tegasnyya
Selain itu, kata Victor lahan seluas 1 hektar milik PPKK yang dipinjam Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas KUMKMP DKI Jakarta merupakan lahan penampungan PKL relokasi di dua tempat yaitu PKL Masjid Akbar dan Kemayoran Gempol (H. Ung).
“Kalau seperti ini, Dinas KUMKMP Provinsi DKI Jakarta pilih kasih. Kenapa hanya 108 PKL kuliner. Sedangkan sisanya ratusan PKL menjadi pedagang non kuliner, tanpa dikelola CSR”, jelas Victor (Van)