SuaraJakarta.co, JAKARTA – Imigran muslim yang tinggal di Whitechapel, London, Brit Sajda Khatun, menilai pasca referendum Brexit, masyarakat muslim khususnya yang imigran semakin mengkhawatirkan keamanan dan perlakuan diskriminasi terhadap diri dan keluarganya.
Mereka semakin tidak mengetahui kondisinya bahkan tidak tahu akan seperti apa nasib ke depannya.
“Sebelumnya saya berpikir Inggris keluar dari Uni Eropa hanya lelucon, namun setelah BBC dan media berita lain melaporkan saya mulai mengkhawatirkan keluarga saya,” ujar Brit Sajda Khatun, sebagaimana dilansir dari laman Republika, Sabtu (25/6)
Khatun seperti keluarga Bangladesh lainnnya tinggal di Menara Hamlet. Mereka datang ke Inggris pada akhir tahun 1970-an setelah perang kemerdekaan negara itu pada 1971.
Menara Hamlet merupakan konsentrasi terbesar komunitas Muslim di Inggris dan Wales. Khatun tampak berjalan di sebuah tokoh grosir untuk membeli makanan buat berbuka puasa. Sama dengan Muslim lainnya di London, Khatun dan keluarganya ikut berpuasa selama Ramadhan. “Buat semua yang tinggal di Hamlet ini seperti akan menjadi buruk buat kita,” ujarnya.
Ia menceritakan bagaimana Muslimah Inggri kerap kali mendapat diskriminasi di jalan. Belum lagi jika pemerintahan baru nanti memangkas anggaran buat membantu parai migran.
Inggris merupakan salah satu negara dengan tingkat Islamofobia cukup besar di Eropa. Mereka khawatir, kemenangan Brexit yang didukung kelompok antimigran akan semakin membuat Muslim terdiskriminasi.