Islamophobia Ternyata Jadi Bisnis yang Menggiurkan

Lean: Amerika dan Eropa memiliki kewajiban untuk mendukung hak-hak setiap orang yang menjadi negara mereka sebagai tempat tinggal.

Pada kenyataannya, pemerintah menjadi lembek dan sering kali sebagai institusi yang menyedihkan jika terkait persoalan ini. Para pemimpinnya sering mengkampanyekan berbagai nilai, namun kebijakannya selalu berkaitan dengan kepentingan tertentu.

Seorang anggota kongres di Amerika Selatan sedikit sekali insentif yang diberikan untuk memfasilitasi pembangunan masjid atau meringankan diskriminasi agama terhadap umat Islam di tempat kerja. Hal yang sama juga berlaku di beberapa daerah di Eropa. Politisi di Austria dan Belgia harus melayani keinginan kelompok yang memilih mereka.

Politik domestik yang seperti ini juga berkaita erat dengan peristiwa luar negeri-dalam hal kasus ISIS- akhirnya menabur kecemasan di dalam negeri, kemudian memperkuat identitas nasionalisme.

BACA JUGA  Perang Melawan Islamophobia Meluas Hingga Iowa

Di Eropa dan AS, ini bisa diartikan penguasaan rasial dan kelompok agama yang mayoritas (non Islam) atas minoritas (Islam).

Ziabari: Statistik menunjukkan semua serangan teroris di Eropa dan AS, sangat sedikit jumlahnya yang dilakukan oleh Muslim. Misalnya, sebuah survei di Eropa menunjukan pada tahun 2010, dari 249 serangan teroris, hanya tiga kasus yang dilakukan Muslim. Jumlah ini kemudian dijadikan para politisi, penegak hukum dan media untuk diulang-ulang dalam pembicaraan tentang ancaman fundamentalisme Islam dan teroris Islam. Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu?

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles