Site icon SuaraJakarta.co

Hendri Satrio : Daripada Kritik Anies, Hasto Lebih Baik Fokus Puan

Pengamat Politik Hendri Satrio. (Foto - Twitter Hendri Satrio)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pengamat politik Hendri Satrio menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengkritik kinerja Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, daripada Hasto mengkritik Anies Baswedan lebih baik mempromosikan Puan Maharani.

Hasto mengkritik Anies sebagai figur tanpa prestasi. Pernyataan ini disampaikan setelah Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan siap maju sebagai Capres di Pilpres 2024 jika ada partai yang mengusung.

“Menurut saya daripada kebanyakan ngomongin Anies, lebih baik Hasto mulai bicara tentang Puan. Memuji-memuji Puan,” kata Hendri, Rabu (21/9/2022).

Hendri menyebutkan seharusnya Hasto juga bicara capian apa yang sudah dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Jadi jangan membicarakan Anies saja. Harusnya daripada kritik Anies, Hasto fokus untuk mempromosikan Puan. Biar lebih terkenal mba Puan,”ujar Hendri.

Sementara itu, pengamat perkotaan Yayat Supriyatna pun angkat bicara mengenai kritik Hasto kepada Anies. Yayat menilai pernyataan Hasto itu bisa mengarah kepada terjadinya miskomunikasi. Alasannya, petinggi PDIP itu memberikan tanggapan tidak lengkap.

“Banyak hal paling mendasar dalam kebijakan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta perlu diapresiasi,” kata Yayat.

Yayat memberi contoh kebijakan populis Anies yang sudah banyak mendapat pengakuan. Salah satunya adalah moda transportasi publik JakLinko Indonesia yang mempunyai motto “Menghubungkan Kamu kemana Saja”.

“Mencoba menyentuh akar rumput yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat agar bisa memakai jasa transportasi publik. Di tengah tekanan harga bahan bakar yang naik masih ada transportasi umum yang murah,” ujar Yayat.

Yayat juga mengapresiasi dua kebijakan yang Anies keluarkan. Pertama, Anies selalu pro kepada akar rumput. Contoh nyata yang dirasakan warga Jakarta adalah sekolah dengan mudah, bekerja, kuliah dengan menggunakan tarif angkutan dengan konsep integrasi tarif.

Kedua adalah program-program penyediaan rumah. Yayat bertutur, dalam hal ini kebijakan Anies bukan menyediakan hunian dalam konteks menjual dan mengikuti mekanisme pasar. “Bagi warga yang pendapatannya di bawah 8 juta saban bulan, bekerja di sektor informal diarahkan ke rumah sewa dengan harga terjangkau,”ucap Yayat.

Kebijakan Anies lainnya yang pro rakyat, kata Yayat, adanya bantuan subsidi bagi korban kebakaran sebesar Rp 300 ribu. Inti dari kebijakan-kebijakan ini adalah memetakan bagi mereka yang tidak memiliki tempat tinggal. Artinya pemerintah daerah hadir disaat warganya membutuhkan bantuan. “Ada kebijakan Alaspadu, program rumah dp 0 rupiah. Itu semua berjalan,” ujarnya.

Yayat menambahkan kebijakan Anies lainnya adalah menggratiskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di bawah NJOP Rp 2 miliar. “Betul-betul memberikan proporsi bagaimana kebutuhan mendasar bisa disediakan. Dengan tarif berkeadilan,” tutur Yayat.

Yayat menilai pernyataan Hasto lebih kental ketidaksukaan dibanding berbicara objektif. Sebagai warga Bogor dia mendapat kenyamanan ketika berjalan kaki di trotoar di Jakarta. Trotoar katanya lebih tertata, integrasi dari halte ke halte. “Integrasi KRL ke stasiun ke Transjakarta mulai dibenahi. Pembenahan pertamanan Tebet Ecopark, penataan Kota Tua,”ungkap dia.

Menurutnya siapapun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta pasti dituntut untuk memberikan kinerja terbaik. “Mari kita apresiasi yang bagus. Tapi kalau ada yang kurang mari sama-sama kita perbaiki. Jadi kita melihat bukan pada aktor (gubernur) tapi pada kotanya,”tutup Yayat.[*]

Sumber : kbanews.com

Exit mobile version