Site icon SuaraJakarta.co

Gerakan Moral Selamatkan Bumi dari Ancaman Perubahan Iklim

Siswa Sekolah Satu Hati binaan AHM mengikuti penanaman mangrove di desa Pantai Bahagia Muara Gembong (25/6). Memperingati Hari Bumi 2015, AHM bersama ratusan Sahabat Satu Hati melakukan aksi penanaman 1.000 pohon mangrove sebagai upaya perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. (Foto: AHM)

Siswa Sekolah Satu Hati binaan AHM mengikuti penanaman mangrove di desa Pantai Bahagia Muara Gembong (25/6). Memperingati Hari Bumi 2015, AHM bersama ratusan Sahabat Satu Hati melakukan aksi penanaman 1.000 pohon mangrove sebagai upaya perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. (Foto: AHM)

SuaraJakarta, JAKARTA – Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasannya telah menurunkan kualitas dan kesehatan Planet Bumi. Keserakahan manusia memberikan tekanan yang melewati batas daya dukung lingkungan. Belum lagi jumlah penduduk bumi yang terus bertambah, menyebabkan persaingan sesama manusia untuk mendapatkan sumber daya agar bertahan hidup mendorong terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Fenomena perubahan iklim mendorong kehidupan di muka bumi menjadi sangat rentan terhadap ketersediaan pangan, air dan energi yang berkecukupan dan berkelanjutan. Sebagai salah satu negara yang kaya dengan sumber daya hutan, laut serta keanekaragaman hayati di dalamnya, Indonesia sejatinya punya modal kekuatan dan peran untuk berkontribusi signifikan dalam menahan laju perubahan iklim.

Di tengah masih diselimutinya sebagian kawasan di Sumatera dan Kalimantan oleh kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, hari ini (15/10) di Jakarta tokoh dari berbagai elemen mewakili lembaga keagamaan dan lingkungan hidup di Indonesia berkumpul dalam acara “Rembuk Nasional Tokoh Agama Menanggapi Perusakan Lingkungan Hidup dan Menahan Laju Perubahan Iklim”. Rembuk Nasional bertujuan untuk membangun gerakan moral untuk segera menghentikan perusakan lingkungan yang terus terjadi.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi ‘Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi (SIAGA BUMI)’ pada Hari Perdamaian Internasional 21 September 2015 lalu, yang disaksikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar MSc. dan Ketua MPR RI, Dr. Zulkifli Hasan SE MM..

Prof. Din Syamsuddin, Ketua Tim Pengarah SIAGA BUMI mengatakan, “Kerusakan lingkungan hidup dan ancaman perubahan iklim adalah cerminan tantangan moral yang kita hadapi saat ini. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat  saat ini juga bergerak melakukan perubahan untuk menyelamatkan keberlangsungan hidup di muka bumi.”  Lanjut Prof Din, “Dengan mendasarkan pada nilai-nilai moral dan etika agama saya meyakini setiap dari kita mampu melakukan perubahan untuk mengembalikan relasi yang bersahabat antara kita dan alam untuk kesejahteraan dan kemaslahatan seluruh umat.”

Sementara itu Dr. Efransjah, CEO WWF Indonesia, yang juga salah satu anggota Tim Pengarah SIAGA BUMI, menambahkan, “Tidak ada pilihan selain melakukan perubahan gaya hidup sekarang juga. Gerakan bersama para tokoh agama ini menyadarkan akan tugas setiap dari kita dalam menjaga keberlangsungan bumi untuk menopang kehidupan manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.” Dalam salah satu publikasi WWF ‘Living Planet Report 2014’ menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini dari sumber daya alam dan jasa lingkungan sudah dibutuhkan setara 1,5 planet bumi. “Konservasi lingkungan adalah urusan kita dan bagi kepentingan kita dalam menjaga keharmonisan hidup bersama makhluk lain,” tutup Dr. Efransjah.

Melalui Rembuk Nasional hari ini, para tokoh agama dan lingkungan hidup merapatkan langkah untuk menggugah seluruh lapisan masyarakat agar mulai bergerak melakukan perubahan demi kelestarian lingkungan hidup. Langkah ini menjadi sangat strategis pasca diadopsinya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Sidang Umum PBB akhir September lalu dan menjelang perhelatan tahunan Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) COP 21 di Paris akhir November ini.

Exit mobile version