Site icon SuaraJakarta.co

Dewan Kota Apresiasi Kondusifnya Jakarta Pusat Selama Bulan Ramadan

Wakil Ketua Dewan Kota Jakarta Pusat Ardy Purnawan Sani. (Foto: Fajrul Islam/SuaraJakarta)

Jakarta.co, JAKARTA – Kondusifnya lingkungan Jakarta Pusat selama Bulan Ramadan dari persoalan kriminalitas, diapresiasi oleh banyak pihak. Apresiasi tersebut salah satunya datang dari Wakil Dewan Kota Jakarta Pusat Ardy Purnawan Sani yang menilai seluruh pemangku kepentingan di Jakarta Pusat telah bekerja keras untuk menghadirkan kenyamanan ibadah selama bulan ramadan.

“Respon penanggulangan kriminalitas pada Ramadan kali ini, tampak lebih baik. Baik yang sifatnya preventif, maupun kuratif. Ini menunjukkan Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede berhasil menciptakan kenyamanan dalam beribadah,” jelas Ardy di sela-sela jaga malam di Pospam Penjernihan, Minggu (26/6).

Selain itu, putra asli Betawi ini pun juga terus mendorong agar kesadaran warga menjaga ketertiban dan keamanan di daerahnya masing-masing untuk terus ditingkatkan.

“Di masyarakat, terbentuk Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (pokdarkamtibmas) di masing-masing kelurahan. Kelompok tersebut terdiri dari anggota kepolisian, LMK, Dewan Kota, RT, dan RW. Ini adalah kolaborasi yang positif, karena penanganan kriminalitas tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga dari masyarakat,” tutur alumnus Master Tata Kota UI ini.

Meskipun demikian, Ardy tidak menampik masih ada beberapa tindakan kriminal yang terjadi di kawasan Jakarta Pusat. Misalnya, pencurian kendaraan bermotor, narkoba, hingga tawuran suporter Jakmani beberapa hari silam.

“Namun yang pasti, tidak semua yang melakukan tindakan kriminal itu adalah warga Jakarta Pusat sendiri. Jakarta Pusat adalah sentra dari segala aktivitas ekonomi, sosial, dan politik. Kepolisian perlu cepat menindak, agar para pelaku kriminal jera dan tidak menimbulkan ketakutan di masyarakat,” tambah Ardy.

Oleh karena itu, Ardy berharap di 10 hari terakhir Bulan Ramadan ini, warga Jakarta Pusat dapat lebih intensif meningkatkan kewaspadaan. Sebab, lazimnya, persiapan mudik lebaran keluar kota sudah dimulai hingga H-2 jelang lebaran.

“Otomatis dengan kondisi Jakarta yang kian sepi, niat orang untuk berbuat jahat menjadi terbuka. Warga Jakarta, harus selalu waspada. Siskamling perlu diperkuat. Dan yang penting, warga yang keluar kota terus melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat untuk menjaga keamanan lebih intensif,” tutup Ardy.

Exit mobile version