SuaraJakarta.co, JAKARTA – Demi menghadirkan jalan tengah daripada digusur lalu dipindahkan di rusunami yang jauh dari lokasi tempat bekerja, warga Kampung Akuarium Penjaringan Jakarta Utara, membuat sebuah desain rusun yang lebih manusiawi.
Hal itu terungkap dari foto-foto yang diunggah oleh Peneliti Rujak Center for Urban Studies di laman facebooknya, Sabtu (28/1), Andesh Tomo.
“Rusun bikinan warga gusuran kampung akuarium (desain terbaru),untuk ditawarkan kepada pemerintah dan sponsor, untuk dibangun di lahan kampung akuarium. geser ke samping dan ke atas, bukan gusur,” jelas Andesh.
Andesh menerangkan lantai dasar dari bangunan tersebut dapat digunakan untuk kios dagang, toilet umum, dan ruang untuk kumpul-kumpul.
“Dikelola oleh koperasi warga, keuntungannya bisa untuk membiayai operasional bangunan hunian di atasnya,” papar Andesh.
Selain itu, di lantai 1, terdapat rumah yang diprioritaskan bagi orang tua sakit, dan ibu hamil agar tidak perlu repot naik tangga.
Lantai dan tiga diperuntukkan untuk rumah. Sedangkan, lantai 4 digunakan untuk kontrakan atau sewa, khusus untuk para lajang, pegawai, atau pelajar yang belum berkeluarga.
Sedangkan untuk luas modul per unit seluas 4x 9 meter, terdiri dari dua kamar tidur dan bisa digabung jadi satu. Satu kamar mandi, satu dapur, dan satu ruang makan atau keluarga atau tamu, ditambah lagi ada teras bersama seluas 3×5 meter untuk jemur pakaian, kumpul-kumpul, bermain, dn sebagainya.
“Biaya pembangunan masih dihitung, perkiraan per modul tower kampung susun (16 unit rumah), itu 1,6 milyar, bahan struktur beton (lantai dasar), baja (lantai 1-4), dinding prefab beton ringan,” tutup Andesh. (RDB)